Kalender Tiongkok Berlambang Palu Arit Disita Polisi

Tjhai Cui Mie: Itu Pemberian Orang

ALMANAK PALU ARIT. Polisi menunjukkan gambar palu arit dalam kalender Tiongkok yang gampang dibongkar pasang, di Polres Singkawang, Kamis (30/6). SUHENDRA-RK

eQuator.co.id – Singkawang-RK. Entah ini bermuatan politik untuk membunuh karakter salah seorang calon kuat Walikota Singkawang mendatang, Tjhai Cui Mie, atau memang kealpaan yang bersangkutan mengecek pemberian orang.

Yang pasti, Polres Singkawang mengamankan puluhan kalender berbahasa Mandarin dengan lambang partai terlarang di Indonesia di dalamnya. Almanak tersebut sudah menyebar di Kota Singkawang dan merupakan kalender umum yang sifatnya bisa digantung dan ditaruh di mana saja.

“Ada yang membantu menerjemahkan tulisan dalam kalender itu, bahwa 1 Juli itu adalah hari lahirnya Partai Komunis di Tiongkok,” ujar Kepala Polres Singkawang, AKBP Sandi Alfadien Mustofa, di ruang kerjanya, Kamis (30/6).

Seperti diketahui, lambang palu arit itu dilarang di Indonesia berdasarkan larangan penyebaran paham komunisme dalam TAP MPRS nomor 25 tahun 1966. “Tentu dalam koridor seperti itulah. Jangan sampai paham komunisme berkembang di negara kita. Komunis dilarang di Indonesia,” tegasnya.

Terkait hal itu, Polres Singkawang sudah menyita barang bukti berupa kalender berlambang palu dan arit tersebut sebagai bahan penyelidikan. “Ada sekitar puluhan yang kita sita, baik dari perorangan, pertokoan, dan sebagainya, yang berada di wilayah Gang Nelayan, Diponegoro, dan Setia Budi. Bahkan ada juga masyarakat yang menyerahkannya langsung kepada pihak kepolisian setelah mengetahui hal itu,” terang Sandi.

Kapolres mengatakan, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kepada empat orang saksi.”Intinya, kita akan tetap mendukung negara Indonesia, dan NKRI merupakan harga mati,” tekannya.

Disinggung akan adanya aksi sweeping dari masyarakat pada 1 Juli mendatang, Sandi mengimbau untuk tidak dilakukan. “Karena dari pihak kepolisian sendiri sudah melakukan tindakan preemtif. Justru yang kita harapkan adalah saling bertukar informasi agar Singkawang selalu kondusif,” pinta dia.

Lanjut Sandi, apalagi ini masih dalam bulan Ramadan, menjelang Idul Fitri. “Mungkin saja hal itu terjadi karena ketidaktahuan dan sebagainya. Kita lihat saja hasil pengembangan yang dilakukan pihak kepolisian nanti,” tutupnya.

Dari puluhan kalender itu, terdapat foto Tjhai Cui Mie dan logo serta tulisan Perhimpunan Masyarakat Singkawang (Permasis). Namun, antara kalender yang bergambar palu arit dengan foto Tjhai Cui Mie dan logo Permasis itu sifatnya dipisahkan sistem sekrup. Artinya, gampang dibongkar pasang oleh siapapun.

Dikonfirmasi, Tjhai Cui Mie mengatakan ia tidak mengetahui bahwa kalender dirinya ada gambar palu arit. “Saya tidak tahu bahwa tanggal di 1 Juli kalender itu tertera lambang palu arit, karena itu merupakan kalender impor dari Tiongkok yang merupakan pemberian orang. Lalu dibagikan ketika ada yang minta kalender Tiongkok,” ujarnya.

Imbuh anggota Fraksi PDIP DPRD Kota Singkawang ini, “Saya banyak membeli kalender buatan Indonesia, dan jelas kalender buatan Indonesia terjamin tidak ada gambar palu aritnya. Kalau kita lihat kalender Tiongkok yang tertulis 1 Juli itu, hari ulang tahun partai komunis di Tiongkok”.

Memang, kalangan orang tua-tua Tionghoa, lanjut dia, menyenangi kalender Tiongkok. Lantaran di kalender itu lengkap dengan hari perayaan masyarakat Tionghoa dan fengsui. Tidak seperti kalender berbahasa Mandarin buatan Indonesia.

Ia meminta warga Singkawang tidak berpolemik soal kalender Tiongkok yang ada palu aritnya itu. “Kita harap tetap tenang, apalagi saat ini bulan puasa. Dan ini menjadi pelajaran bagi kami agar lebih selektif terkait pemberian dari pihak lain,” demikian Tjhai Cui Mie.

 

Laporan: Suhendra

Editor: Mohamad iQbaL