eQuator.co.id. – PONTIANAK. Tau diri tak mau bikin kacau di dalam Stadion seusai tim kesayangan kalau telak 3-0, suporter Persipon menggelar demo di depan Stadion Sultan Syarif Abdurrahma (SSA) Pontianak, Jumat (19/5).
Aksi puluhan suporter ini akumulasi kekecewaan dari bebebrapa kekalahan Persipon, baik saat laga di kandang sendiri, maupun bermain tandang ke kandang lawan.
Orasi-orasi pun diteriakkan. Yang pada intinya mereka meminta Persipon memberikan jawaban kenapa tidak pernah menang sekalipun selama Liga 2 Indonesia berlangsung. Tak hanya kekecewaan, para suporter ini juga menyampaikan bahwa aksi mereka tersebut merupakan bentuk rasa sayang mereka kepada Persipon.
“Kami nonton pakai tiket, kami tidak ada ribut tidak ada apa, kami jaga sportivitas pertandingan,” ujar Moyo lantang, yang menyebut dirinya sebagai ketua suporter Persipon.
Aksi damai, namun teriakan demi teriakan keras terus dilontarkan, meminta manajemen dan pelatih Persipon keluar Stadion untuk memberikan jawaban.
Moyo pun mengingatkan satu hal, agar suporter Persipon tidak mengusik suporter maupun tim dari Persis Solo dan justru memberikan jalan untuk pulang.
Melihat kerumunan massa yang semakin memggemuk, dengan cepat Kapolsek Selatan, Belen A Pratama membuka dialog persuasif kepada para pendukung Persipon. Dengan tegas meminta agar perwakilan Persipon dapat berdialog dengan baik dan damai dengan pihak manajemen dan pelatih di ruang jumpa pers, dan meminta sebagian besar lainnya membubarkan diri.
“Yang lain pulang dulu, nanti akan dihubungi (hasilnya),” katanya.
Setelah jumpa pers bersama Tim Persipon usai, Moyo yang sejak awal menunggu dipintu luar langsung mencari dan menghampiri pihak manajemen dan pelatih Persipon. Moyo meminta kesediaaan untuk menjelaskan dengan jujur, apa kendala yang dihadapi Persipon. Pertemuan kedua pihak pun berlangsung tertutup selama kurang lebih 20 menit di ruang jumpa pers.
Manajer Persipon, Siddiq Handanu mengakui bahwa suporter kecewa–tak hanya pada hasil pertandingan Persipon versus Persis Solo–namun juga karena selama ini, Persipon tak pernah menang sekalipun. Yang sebenarnya, kata Siddiq, hal itu juga menjadi kekecewaan pihak manajemen.
“Kemudian mereka mempertanyakan, ‘kok bisa jadi begini’, ya kita ceritalah, memang ada beberapa yang harus kita evaluasi,” katanya.
Siddiq mengatakan ada dua hal yang perlu dievaluasi secara mendasar. Yang pertama dari sisi manajemen Persipon.
“Kalau menurut saya ada dua, yang pertama manajernya harus diganti, manajemennya diganti, saya siap diganti. Itu kita serahkan ke pemilik klub. Kalau memang kami dianggap tidak mampu menangani klub kami siap, legowo untuk mengundurkan diri dari manajemen,” katanya.
Dan yang kedua, soal materi secara keseluruhan baik 24 pemain maupun pelatih.
“Kita ada jeda waktu sebulan lebih, akan kita lihat materi-materi kita evaluasi semua,” katanya. (fik).