Sebagai Tim Profesional, Persipon Butuh Dana Besar

ilustrasi.net

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ketua PSSI Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menyambut baik arahan Menteri Pemuda dam Olahraga yang meminta agar membenahi manajemen dan menghidupkan kembali Persipon.

Namun faktanya, menurut Edi untuk menghidupkan Persipon seperti dulu tidaklah mudah. Karena, sebagai tim sepakbola profesional Persipon membutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit.

“Perlu adanya orang-orang, masyarakat, pengusaha, perusahaan atau pihak sponsor yang mau bekomitmen untuk menghidupkan kembali Persipon. Karena untuk membiayai Persipon sebagai tim profesional membutuhkan dana besar, untuk menggaji pemain, menggaji manager, pelatih dan lainnya,” terangnya, kemarin.

Pengalaman yang telah lalu, Persipon sedikitnya menelan dana minimal Rp2 miliar sampai Rp3 miliar permusim pertandingan.

“Permintaan Pak Menteri saya kira sah-sah saja, namun ini lah realitanya. Kalau dana besar maka akan bisa besar pula Persipon. Kita bisa membeli pemain-pemain profesional. Bayangkan untuk mengontrak pemain seperti Gonzales misalnya perlu dana sekitar Rp800 juta per tahun,” katanya.

Diceritakan Edi, Persipon sebelumnya tidak langsung lahir sebagai tim profesional. Persipon tumbuh melewati beberapa jenjang untuk sampai menjadi tim profesional saat ini.

“Persipon mulai dibangun dari amatir. Dari Divisi 1, naik ke Divisi 2, kemudian ke Divisi 3 baru kemudian ke Divisi Utama. Nah waktu di Divisi 1, 2 dan 3, Persipon masih dapat dibiayai oleh APBD. Namun kalau sekarang sudah menjadi tim profesional tidak bisa lagi dibiayai lewat APBD, maka itu selama 2 tahun dibentuklah sebuah badan perusahaan PT Elang Khatulistiwa,” bebernya.

Namun Edi mengaku tetap optimis, bahwa suatu saat Persipon akan bangkit kembali.

“Selama masih ada pihak-pihak yang punya kemauan kuat untuk memajukan dunia sepakbola di Kalbar ini,” tutupnya. (fik)