Jumilawati Ingin Menyelam Sampai Dapatkan Anaknya

Kecelakaan Tunggal di Perairan Kubu Raya

HISTERIS. Adik dari korban Siti tengah memeluk jenazah keponakannya Hazwan di Puskesmas Rasau Jaya, Minggu (13/12). Ocsya Ade CP-RK

Empat Penumpang Tewas, 34 Luka, dan Sepuluh Hilang

eQuator.co.id – Kubu Raya-RK. Longboat Indo Kapuas Express jurusan Padang Tikar-Rasau Jaya terbalik setelah menabrak potongan kayu di perairan Olak-olak Pinang, Tanjung Dato’, Desa Kampung Baru, Kecamatan Kubu, Kubu Raya, Minggu (13/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Kecelakaan tunggal ini mengakibatkan empat dari 48 penumpang tewas.

Ratusan warga dan pihak keluarga penumpang langsung tumpah ruah di Puskesmas maupun di Pelabuhan Rasau Jaya untuk mengetahui siapa saja yang menjadi korban. Emosi pihak keluarga korban pun sempat memuncak.

Jumilawati, warga Padang Tikar, sedih bukan kepalang saat mengetahui suami dan anaknya mengalami musibah. Suaminya, Hatta, ditemukan dalam keadaan selamat. Sementara, anak perempuannya yang baru berusia sepuluh tahun, Tia, masih belum ditemukan dalam pencarian.

“Kalau aku lepas, aku akan menyelam sampai dapatkan anakku. Aku mau anakku,” jeritnya di Pelabuhan Rasau Jaya.

Awalnya Jumilawati akan menjemput kedatangan suami dan anaknya untuk kemudian sama-sama ke Mempawah. Nahas, musibah itu tak terelakkan.

Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Arianto, memastikan longboat tersebut kelebihan muatan. “Sudah kita selidiki, penumpangnya over kapasitas,” jelasnya. Kapasitas maksimal longboat tersebut 38 orang.

Dipaparkan Arianto, sesuai dengan catatan penjual tiket atas nama Mimin Sutrisno, 42 tahun, bahwa driver (pengemudi) longboat sengaja menambah jumlah penumpang. ”Namun fakta di lapangan, jumlah penumpang mencapai 53 orang karena ada penumpang yang tidak tercatat,” ungkapnya.

Dari hasil pengecekan dan konfirmasi Kapolsek Batuampar ke keluarga penumpang di Padang Tikar, lanjut Arianto, terdapat penumpang selamat berjumlah 39 orang. Yang luka-luka mencapai 34 orang.

“Sedangkan untuk korban yang belum ditemukan sampai saat ini dan berdasarkan laporan dari keluarga yang kehilangan dari 7 menjadi  10 orang,” papar dia.

Setakat ini, penyelidikan diambil alih oleh Direktorat Pol Air Polda Kalbar. ”Saat ini juga sudah dilakukan pemeriksaan terhadap Driver, Pembantu Driver, serta penjual ticket,” imbuh Arianto.

Dikatakannya, tepat pukul 20.45 WIB, pencarian korban yang hilang dihentikan sementara karena hujan deras serta situasi gelap. Posko bersama pun telah didirikan di Pelabuhan Rasau Jaya.

“Yang terdiri dari Personel Dit Polair, Personel Polres Mempawah, Personel Kodim Kota, Polsek Rasau Jaya, BPBD KKR, dan Basarnas,” terangnya, seraya menambahkan, Sat Polair Polres dilengkapi dengan satu Speed Boat 400 PK dan perahu karet 40 PK dari Sat Sabhara.

Sesuai manifes, penumpang ada 38 orang. Ditambah driver dan kernet dua orang. Sebagian dari penumpang ada yang membawa anak-anaknya. Total jumlah anak-anak sebanyak lima orang. Di tempat persinggahan, yakni Pasar Kubu, driver kembali memuat tiga penumpang. Sehingga, longboat over kapasitas. Belum lagi ditambah muatan barang.

Driver longboat diketahui bernama Jainudin dan kernet bernama Lukas. Jainudin sempat diamankan di Polsek Rasau Jaya lalu kemudian diamankan Kanit Reskrim Polsek Kubu dari kemungkinan amuk keluarga korban.

Sementara Lukas terlihat membantu beberapa warga untuk membalikkan longboat itu. Tampak juga puluhan keluarga menyewa speedboat untuk membantu pencarian korban yang belum ditemukan. Bahkan diantaranya ada yang menggunakan cara spiritual untuk menemukan keluarganya.

KESAKSIAN PENUMPANG

DI SEBELAH DRIVER

Saksi mutiara dalam kecelakaan ini adalah Jamilah Nurjanah, 31 tahun, warga Padang Tikar. Dalam perjalanan berujung maut itu, ia dan kedua anaknya duduk persis di samping kursi driver. Dia mengetahui betul kejadian itu.

“Drivernya naikkan penumpang lagi, dan disuruh duduk di kursi khusus untuk driver. Sehingga driver mengemudikan sambil berdiri di samping bodi speed dan laju,” jelasnya sambil menggendong balitanya di Puskesmas.

Sambil berdiri, driver kemudian menabrak potongan kayu. Ia pun terkejut dan menunduk menyelamatkan anak-anaknya. Karena kecepatan kencang, longboat pun terbalik.

“Selang beberapa detik, longboat itu termiring-miring dan kemudian terbalik,” terang Jamilah.

Dalam keadaan syok, ia bersyukur dapat selamat bersama kedua anaknya yang masih berusia dua bulan dan 9 tahun. Raihan, anaknya sempat tenggelam. Beruntung cepat diselamatkan warga yang melintas. Begitu juga balitanya, Ratu, yang tak lepas dari genggaman Sang ibu.

Selain menahan sakit setelah tenggelam, Jamilah juga menahas sakit pada dirinya yang lepas operasi cesar. “Sakit saya bang, saya habis cesar melahirkan anak yang saya gendong ini,” katanya.

Jamilah sedianya hendak ke Pontianak karena ingin check-up rutin bekas operasi cesarnya. “Alhamdulillah, kami selamat,” ujarnya.

Dalam kecelakaan ini, Jamilah memang tidak mengalami kerugian jiwa. Hanya saja semua barang berharganya tenggelam. Begitu juga dengan barang penumpang lainnya. “Semua barang saya dan penumpang lainnya, habis,” ucapnya.

Jamilah menegaskan, ia menuntut pihak longboat untuk mengganti semua kerugian. Ia pun jera untuk menaiki longboat. “Trauma saya, besok-besok pakai kapal klotok aja. Karena speed ini tidak benar, semau hati dia. Bawa barang dan penumpang full. Di depan pun ditenggekan barang,” ujarnya.

BANTAH OVER KAPASITAS

Namun, Pemilik CV Indo Kapuas Ekspress, Tambok Silitonga membantah drivernya dikatakan ceroboh dalam mengemudi. Menurutnya, ia memaklumi jika sesaat sebelum kejadian driver longboatnya, Jainudin berdiri. Hal tersebut, menurutnya sebagai upaya driver untuk memastikan tidak ada apapun yang menghalangi kapalnya itu.

“Sungguh sudah berdiri, dia begitu masih kena dengan batang kayu di depannya,” ungkapnya.

Dia juga membantah tudingan driver memberikan kursi yang harus didudukinya kepada penumpang lain, sehingga driver harus berdiri mengemudikan longboat tersebut.

“Ndak, ndak ada. Dan tidak, tidak over kapasitas. Untuk muatan barang bisa saja di palka (depan, red) bisa juga di atas kap. Itu boleh,” ujar Tambok.

Sebelum insiden yang menimpa longboat Indo Kapuas Ekspress ini, jauh sebelumnya longboat lainnya milik Tambok juga pernah terbakar akibat kecerobohan drivernya. Beruntung, saat itu longboat dalam keadaan kosong.

Informasi yang dihimpun di lapangan pun ada beberapa driver longboat milik Lambok yang tidak memiliki surat izin atau sertifikat mengemudi longboat. Jainudin juga disebut-sebut hanya mengantongi sertifikat tanpa cap dari Dinas Perhubungan alias tidak sah.

Tapi, isu tersebut ditepis Tambok. Dikatakannya, semua drivernya memiliki izin mengemudikan armada angkutan air itu. Begitu juga soal kondisi kelaikan longboatnya yang semua diklaim dalam kondisi fit.

“Masih fit, speed kami semua ndak ada yang tidak dalam kondisi baik, bisa diperiksa dan dicek. Apakah tidak layak jalan, boleh dilihat. Artinya dalam keadaan bagus,” lugas dia.

Ia memaparkan, untuk trayek Padang Tikar-Rasau Jaya, pihaknya mengoperasikan dua unit longboat. Dari setiap longboat yang dioperasikan pihaknya, sudah memiliki alat kelengkapan keselamatan seperti rompi pelampung.

“Dua unit itu ada yang berangkat dan ada yang pulang. Ada pelampung, jadi sebenarnya ada kewajiban penumpang menggunakan rompi pelampung, cuma kadang-kadang penumpang ini tidak mau pakai dengan alasan risih tak bisa gerak bebas,” papar Tambok.

Ia membenarkan longboat miliknya berkapasitas 38 orang. Berdasarkan data manifes pembelian tiket, ia memperkirakan penumpang ditambah dua awak longboat saat itu berjumlah keseluruhan 40 orang.

“Data yang masuk ada 40 penumpang ditambah driver dan kernet. Kemudian ditambah dengan anak kecil. Karena kalau dewasa semua, tidak mungkin. Itu sudah melebihi kapasitas,” kilahnya.

Kalaupun melebihi kapasitas, ia menduga kelebihan penumpang diakibatkan mereka yang berusia anak-anak. Setiap penumpang yang diwajibkan membeli tiket, merupakan penumpang dewasa. Sementara, penumpang yang masih berusia anak-anak tidak diwajibkan membeli tiket.

“Jadi seperti itulah kapasitasnya. Karena anak kecil itu tidak masuk dalam hitungan (membeli tiket, red). Kalau kami bebankan mereka untuk membeli tiket, mereka seolah-olah gimana ya (keberatan, red),” tutupnya.

Tambok menambahkan, “Apapun situasinya, namanya nyawa, kami pun tidak mau begitu. Selama ini kami selalu ingatkan kepada penumpang, jangan sampai anak kecil tidak terdata, harus didata. Minimal separuh membayar tiket, agar itu masuk data (manifes) semua”.

Ditambahkannya, atas insiden kecelakaan ini, pihak perusahaan akan bertanggung jawab penuh dan akan mengambil langkah evaluasi untuk perbaikan dalam pelayanan kedepan, terutama dalam memberikan jaminan keselamatan kepada penumpang.

“Iya jelas. Ini adalah musibah. Orang tidur pun bisa kena musibah. Yang penting kami akan bertanggung jawab. Kami tentunya turut berduka cita dan apapun kepentingan dari korban, sesuai dengan Jasa Raharja juga, kami harus menanggulangi. Kita namanya manusia tetap punya perikemanusiaan, tidak hanya semata-mata kita mencari keuntungan, saya kira begitu,” tutupnya.

Laporan: Ocsya Ade CP dan Achmad Mundzirin

Editor: Mohamad iQbaL

4 Komentar

  1. Turut berduka ats musibah ini.
    Diharapkan dinas terkait sering melakukan sidak & memberi sanksi tegas kpda prushaan yg nakal dgn muatan over kapasitas krn menyangkut nyawa penumpang, saya sering mengalami dgn jurusan speed PTK-SKD. Smoga Dengan sering diadakan sidak secara continue dpt meminimalisir jatuhnya korban-korban berikutnya.

  2. Ada sebab maka ada akibat trutama kesalahan draiver karna melebihkan kapasitas muatan spid boat, tsb, kedua pihak perhubungan/ syah bandar juga terlibat dlm ksus ini, bgaimana pemeriksaan oleh syahbandar dan perhubungan, sblum sped boat tsb dibrangkatkan, tntu hrus nntongi surat ijin kbrangkatan / berlayar darI plabuhan padang tikar mnuju rasau jaya,yg di terbitkan oleh syahbandar/perhubumgan, lalu mgpa bisa melebihi kapasitas muatan? Penrbit surat kbrangkatan saat kjdian perlu di priksa juga…….

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.