Pontianak-RK. Apa yang diceritakan Jumiah, 41, janda anak empat warga Gang Camar, Desa Mekar Baru, Sungai Raya, Kubu Raya, atas apa yang dialaminya hingga terbaring lemah dan tak berdaya, dibantah Nova, 34, istri anggota Brimob Polda Kalbar, Kamis (10/3).
Sebelumnya Jumiah mengaku dikeroyok oleh Nova beserta seorang pria dan wanita yang menggunakan seragam polisi. “Tidak benar jika saya dikatakan mengeroyok, kemudian memukulnya menggunakan kayu, itu tidak benar,” bantah Nova istri dari Aipda Agus anggota Sat Brimob Mapolda Kalbar saat memberikan hak jawab kepada Rakyat Kalbar ketika ditemui di Mapolresta Pontianak, kemarin.
Sebaliknya, malah Nova yang mengaku menjadi korban Jumiah. Dia dipukul oleh wanita buruh bangunan itu menggunakan kayu cerucuk. Pukulan menggunakan kayu itu mengenai lengan tangan kirinya. “Lengan saya ini memar dan membiru akibat dipukul oleh Jumiah,” kata Nova.
Karena dipukul oleh Jumiah, Nova masuk rumah sakit. Dia dirawat di RS. Anton Soedjarwo (Dokkes Polda Kalbar). “Saya langsung masuk rumah sakit (Selasa, 8/3) dan baru boleh keluar dari rumah sakit, Rabu (9/3) sekitar pukul 15.00. Maka dari itu hari ini kita melaporkannya ke Mapolresta Pontianak,” ujarnya.
Diceritakan Nova, kejadian ini berawal dari dirinya yang ingin membuka jendela rumahnya. Namun sulit untuk dibuka, lantaran terkena peranca proyek pembangunan Ruko yang ada di dekat rumahnya tersebut. Dia meminta kepada para pekerja yang membangun Ruko itu untuk menyampaikan kepada pemiliknya, agar dibongkar perancanya.
“Saya bilang tolong sampaikan ke bos kalian, ini peranca mengenai jendela kami. Kami tak bisa buka jendela dan peranca itu nempel di rumah kami, bongkar…bongkar. Gitu kata saya,” jelas Nova.
“Saya marah ini sama pekerja yang di bawah, karena peranca yang nempel di rumah saya. Bukan kepada Jumiah. Tapi Jumiah malah menjawab dari lantai tiga. Akhirnya kami saling caci,” sambungnya.
Saat cekcok mulut antara Nova dan Jumiah, kebetulan di rumahnya itu ada kakak dan keponakannya bernama Reni. “Masih cekcok mulut. Karena merasa sudah kelewatan dan menantang suruh naik ke atas, akhirnya keponakan saya menghampirinya, tidak bertiga, hanya keponakan saya sendiri,” ungkapnya.
Melihat keponakannya memegang kayu dan hendak memukul Jumiah, Nova langsung melerai dan meminta keponakannya itu membuang kayu. “Tapi kayu yang dibuang keponakan saya itu, malah diambill oleh Jumiah dan memukul saya. Saya balas pukul lah di keningnya, itu pun pakai tangan kosong. Bukan pakai kayu seperti yang disampaikan kepada rekan-rekan wartawan,” bebernya.
Reni, 25, keponakan Nova yang juga ditemui di Mapolresta Pontianak, mengatakan sampai bisa naik menghampiri Jumiah, lantaran ditantang Jumiah suruh naik.
“Saya ditantang, saya naik. Lagi pula orangtua saya dimaki-makinya. Saya naik, karena diingatan sama bibi saya jangan dipukul pakai kayu, saya buang kayu. Saya dicakarnya, akhirnya saya piting dari belakang, kemudian dia menggigit tangan saya,” kata Reni.
Mengenai ada laki-laki yang juga ikut naik, kata Reni, itu adalah ayahnya. “Ayah saya tidak ngapa-ngapa, ayah saya melerai. Jadi tidak benar jika dikatakan jika saya, bibi saya dan ayah saya menganiayanya (mengeroyok),” bantah Reni.
Dikatakan Reni, selain bibinya yang melaporkan Jumiah ke Mapolresta Pontianak, dia juga membuat laporan tentang penganiayaan yang dilakukan oleh Jumiah. “Bibi saya buat laporan sendiri, saya buat laporan sendiri. Jadi ada dua laporan,” tegasnya.
Sementara Aipda Agus, suami Nova yang juga dikatakan ikut-ikutan meminta bongkar peranca dan menenteng senjata api, secara tegas dibantah olehnya. “Tidak ada, benar-benar tidak ada. Apalagi sampai dikatakan nenteng senjata dan menggoyang-goyangkan peranca hingga mau membuat salah satu kuli bangunan jatuh, tidak benar itu,” tegas Aipda Agus sambil menggelengkan kepalanya.
Dirinya berani mengatakan demikian, lantaran memang tidak ada di lokasi saat istri dan keponakannya itu cekcok dengan Jumiah. “Bagaimana saya bisa dikatakan ikut-ikutan, saya sedang apel di Mako,” katanya. (zrn)