eQuator.co.id – BEIJING-RK. Wapres Jusuf Kalla bertemu dua pemimpin Republik Rakyat Tiongkok, sekaligus di hari pertama kunjungannya ke Negeri Panda, Kamis (25/4).
Setelah bertemu Wapres Wang Qishan, JK menemui Presiden Xi Jinping dalam sebuah kunjungan kehormatan. Keduanya bertemu di Eastern Great Hall of The People, Beijing.
Kunjungan JK ke Tiongkok memiliki agenda utama menghadiri KTT Belt and Road Forum (BRF) ke-2. Konferensi akan berlangsung hingga besok (27/4).
KTT tersebut merupakan kelanjutan KTT pertama yang diselenggarakan pada 2017. Kala itu Presiden Joko Widodo hadir langsung.
Dalam kesempatan tersebut, JK menyinggung rencana kerja sama Indonesia dalam Belt Road Initiative (BRI). JK mengatakan bahwa Indonesia berharap kerja sama dalam BRI berlangsung secara berkesinambungan dengan prinsip saling menguntungkan. ’’Indonesia siap menjadi mitra Tiongkok dalam berbagai kerja sama, termasuk melalui kerja sama BRI,’’ ujarnya.
JK juga menyampaikan sejumlah prinsip penting. Di antaranya, kerja sama akan diintegrasikan dalam rencana pembangunan negara masing-masing. Ada perhatian pada aspek lingkungan dan alih teknologi. Juga, memperhatikan penggunaan tenaga lokal agar tidak muncul instabilitas sosial. Peran pebisnis juga harus lebih mendapatkan prioritas daripada peran murni pemerintah.
Di pertemuan yang sama, JK juga menyampaikan hasil pertemuan bilateral dengan Wapres Wang Qishan. Di antaranya, mendorong keseimbangan neraca perdagangan kedua negara dan penambahan impor sawit asal Indonesia. Termasuk kerja sama-kerja sama lain di bidang investasi dan peningkatan SDM.
Sementara itu, Presiden Xi Jinping menyambut baik inisiatif yang disampaikan JK. Tahun depan Indonesia dan Tiongkok merayakan 70 tahun hubungan antara kedua negara. Para pengusaha Indonesia diminta ikut serta dalam China Export-Import Expo 2020.
Xi Jinping juga menjanjikan impor lebih banyak pada produk pertanian Indonesia, termasuk sawit. Selain itu, berjanji meningkatkan jumlah beasiswa bagi pelajar Indonesia yang ingin sekolah di Tiongkok.
Xi Jinping juga menyebut bahwa dahulu Indonesia berada dalam posisi penting di jalur sutra kuno. Kini posisi Indonesia pun sangat diperhitungkan dalam pembangunan jalur sutra maritim di abad ke-21. ’’Dengan pembangunan belt and road, ada kesempatan bagi hubungan bilateral untuk mencapai kemajuan baru dan hasil nyata,’’ ucapnya.
Terutama dalam pembangunan di berbagai bidang. Menurut dia, saat ini dunia internasional mengalami perubahan yang belum pernah terjadi dalam 100 tahun terakhir. Tiongkok dan Indonesia harus menghadapinya bersama-sama. ’’Saya punya kepercayaan penuh atas hubungan masa depan Indonesia dan Tiongkok,’’ tambahnya.
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral dengan Wapres Wang, JK membicarakan hal lebih detail soal neraca perdagangan kedua negara. Kesepakatan pun dicapai. Salah satunya mengenai buah tropis. ’’Kita telah menyepakati dua protokol, yaitu mengenai impor buah tropis,’’ terang JK setelah pertemuan.
Dia berharap protokol itu bisa segera ditindaklanjuti sehingga ekspor buah tropis Indonesia bisa lebih cepat meningkat. (Jawapos/JPG)