eQuator.co.id–SENTANI-RK. Tidak hanya rumah penduduk, genangan air yang melanda Kampung Yaboi, Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua mengakibat gereja GKI Maranatha Yaboi terendam air. Akibatnya, sejumlah jemaat GKI Maranatha Yaboi menggunakan perahu untuk mengikuti ibadah, Minggu (31/3).
Hujan yang mengguyur sekitar kawasan Pegunungan Cycloop, Sabtu (30/3) malam mengakibatkan air kembali meluap dari belakang pemukiman sosial dan menyebabkan Jalan Sosial dan Jalan Kemiri, Sentani, Kabupaten Jayapura kembali tergenang air. “Ya memang benar jalan sempat tergenang air yang berasal dari belakang kawasan pemukiman sosial,” ungkap Kapolres Jayapura, Mackbon dilansir dari Cenderawasih Pos (Jawapos Group), Minggu (31/3).
Dia mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini namun air yang berasal dari sekitar pemukiman di belakang kawasan sosial, mengalir ke Jalan Kemiri dan di depan Markas Yonif Raider 751/VJS. “Korbannya tidak ada, dan kita harapkan seperti itu,” ungkapnya.
Lanjut dia, sebelumnya pemerintah sudah melakukan normalisasi aliran sungai yang ada di belakang kawasan pemukiman sosial. Besar kemungkinan air yang mengalir ke depan Jalan Kemiri melalui pemukiman kawasan sosial itu berasal dari saluran air tersebut. “Bisa saja mungkin penyangga air jebol,” tambahnya.
Sementara itu, belum surutnya permukaan air Danau Sentani mengakibat beberapa kampung di pinggiran Danau Sentani masih terendam banjir. Salah satu di antaranya Kampung Yaboi.
Genangan air yang melanda Kampung Yaboi mengakibat rumah penduduk, termasuk gereja GKI Maranatha Yaboi. Beberapa jemaat terlihat duduk di atas perahu yang mereka gunakan selama ibadah. Ada belasan perahu yang disusun rapi di hadapan mimbar, dan perahu tersebut digunakan jemaat selama ibadah berlangsung.
Sementara beberapa jemaat lainnya terlihat mengikuti ibadah dari atas balkon. “Sejak dari minggu tangal 17, 24 dan 31 Maret, kami tetap beribadah di dalam gereja sekalipun air masih tinggi. Sebagian jemaat mengungsi di Kampung Kehiran dan mereka tetap datang beribadah menggunakan perahu,” ungkap Ketua Jemaat GKI Maranatha, Yaboi, Pdt. Aike Tering.
Naiknya permukaan air Danau Sentani menurut Pdt. Aike mengakibatkan kerusakan pada dinding gereja. Selain itu peralatan ibadah yang tidak sempat diamankan, akhirnya mengalami kerusakan karena terendam air.
Dikatakan, pada Minggu Kesengsaraan Yesus yang ke-5, jemaat tetap memuji kebesaran Tuhan, meskipun kondisi gereja yang masih terendam banjir.
Secara terpisah, Sekretaris Jemaat, Sakarias Yom menyebutkan, tidak ada korban jiwa akibat banjir di Danau Sentani. Meskipun demikian banyak harta warga yang terendam banjir termasuk peralatan ibadah di gereja. “Kami tidak akan pindah karena ini tempat kami dari moyang kami dari generasi ke generasi. Kami berharap pemerintah memberikan bantuan berupa kayu yang kami butuhkan untuk panggung tempat menyempat barang sampai menunggu air surut,” terangnya. (Jawapos/JPG)