eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pasokan listrik di sistem Khatulistiwa yang menyalurkan energi di Kota Pontianak, Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Sambas, Bengkayang, Landak dan Tayan nyaris terputus. Ini terjadi akibat laying-layang yang menyangkutnya di Disconecting Switch (DS) instalasi Gardu Induk Parit Baru, Selasa (5/2) petang lalu.
Kejadian ini termasuk luar biasa. Pasalnya berpotensi menyebabkan terputusnya pasokan listrik. Tentu saja bakal terjadi pemadaman secara meluas dan dalam durasi yang cukup lama.
Manajer Unit Pelaksana Pengaturan dan Penyaluran Beban (UP3B) Kalbar, Ricky Faisal menmenyangkutnya layang-layang di DS Gardu Induk Parit Baru dapat memutus pasokan listrik sebesar 30 MW.
“Pastinya instalasi GI terganggu. Maka masyarakat akan mengalami padam secara meluas dan dalam durasi yang cukup lama. GI Parit Baru berfungsi mengatur penyaluran beban ke arah luar kota. Karena sistem kelistrikan Khatulistiwa sudah menginterkoneksi pasokan listrik di tujuh kota dan kabupaten. Maka pastinya layang-layang tersebut akan mengganggu semua wilayah,” ungkap Ricky dalam keterangan tertulis, Kamis (7/2).
Menurutnya, selama ini GI Parit Baru termasuk lokasi yang jarang sekali terganggu dengan keberadaan layang-layang. Namun kejadian kemaren itu sangat luar biasa, layang-layang langsung menyentuh instalasi DS.
GI Parit Baru menurutnya, memang belum dilindungi dengan sistem jaring laba-laba. Seperti GI di lokasi lainnya. Karena selama ini, instalasi GI nyaris tidak pernah tersentuh oleh layang-layang.
“Kita masih beruntung karena layang-layang yang menyangkut di DS tidak bertali kawat. Sehingga kejadian tidak langsung menyebabkan korsleting. Tapi jika terjadi hujan pastinya layang-layang yang semula bersifat isolator akan menjadi konduktor dan siap menghantarkan listrik hingga terjadi hubungan singkat,” kata Ricky.
Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat tidak bermain layang-layang. Terutama yang bertali kawat di dekat jaringan listrik karena akan mengancam keberlangsungan pasokan listrik.
“Kita imbau agar tidak bermain layangan yang menggunakan tali kawat, sebab selain membahayakan, ini juga mengganggu instalasi dan keberlangsungan pasokan listrik,” imbuhnya.
Sementara itu, Saliman (48), warga Parwasal Siantan menuturkan, banyak warga yang bermain layang-layang terutama saat cuaca cerah di sore hari. Keberadaannya sungguh sangat mengganggu.
“Di Siantan ini banyak sekali warga yang bermain layang-layang. Bukan hanya anak-anak tapi banyak pula orang dewasa yang ikut main. Kadang kita mau tegur khawatir malah jadi rebut. Padahal keberadaannya sangat mengganggu bahkan mengancam keselamatan kita bersama,” katanya.
Saliman berharap, hal ini dapat diperhatikan dari pihak terkait. Agar segera menertibkan pemain layang-layang yang menggunakan tali kawat. “Sebab ini sudah sangat meresahkan, bahkan kalau bisa diberikan sanksi yang berat sebagai efek jera,” tandasnya. (ova)