eQuator.co.id – Kemana lagi rakyat mencari nafkah jika penambangan emas tanpa izin terus diburu? Bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Kapolres Kapuas Hulu AKBP Sudarmin S.IK coba melakukan pendekatan kepada masyarakat terkait dampak penambangan liar tersebut.
Mulai dengan imbauan hingga represif akan dilakukan, dan penindakan pun tetap menggunakan cara yang tepat. “Dalam melakukan penindakan kami tetap mempertimbangkan dampak dan potensi yang mungkin ditimbulkan,” kata Sudarmin, Sabtu (31/12) tahun lalu.
Kapolres memastikan, kalau pihaknya bersentuhan langsung dengan anggota masyarakat penambang PETI akan menimbulkan berbagai gejolak. Karena mafia PETI sendiri sudah kaya raya dan tidak tersentuh. Karena itu Sudarmin perlu menganalisa secara matang sebelum bertindak.
“Kami terus berupaya melakukan penindakan utamanya terhadap para agen yang kedapatan memiliki barang bukti,” kata Sudarmin, dan menyadari aktivitas PETI di Kapuas Hulu dan daerah lainnya tidak bisa serta merta hilang secara spontan. Paham situasi, Kapolres bagaimanapun akan tetap terus melakukan penertiban melalui pendekatan-pendekatan kepada masyarakat.
“Kita memaklumi masyarakat di Kapuas Hulu ini mayoritas mengandalkan hasil karet, sementara saat ini harga karet sedang turun,” tuturnya tentang perut rakyat.
Katanya, beda dengan aktivitas judi, seperti sabung ayam dan tindak pelanggaran lainnya. Bahkan Sudarmin tak mau toleran dengan oknum anggota polisi yang terlibat kasus sabung ayam tersebut.
“Kami telah menindak tegas anggota kami yang terlibat judi sabung ayam di Boyan Tanjung beberapa waktu lalu,” kata Kapolres.
Dan akan terus berupaya melakukan pendekatan ke masyarakat pada penindakan pelaku judi sabung ayam. “Terus mengimbau dan melakukan pendekatan, untuk menghindari benturan dengan masyarakat,” kata AKBP Sudarmin.
Laporan: Andreas
Editor: Mohamad iQbaL