eQuator.co.id – Ngabang-RK. Kapolres Landak AKBP Bowo Gede Imantio ngopi bareng sejumlah tokoh agama dan Ormas Islam, di warung kopi tiam Jenny, Dusun Pulau Bendu, Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang, Jumat (26/10). Ia mewanti-wanti kegaduhan di media sosial akhir-akhir ini.
Heboh di Medsos itu akibat pembakaran bendera HTI oleh Ormas tertentu. Kini sedang viral dan menimbulkan kontroversi di masyarakat.
Menurut Bowo, pembakaran bendera Ormas HTI di Garut, Jawa Barat, pada peringatan Hari Santri Nasional tersebut di luar ketentuan. Panitia penyelenggara tidak memperbolehkan membawa bendera selain Merah Putih.
“Namun ada seseorang yang mengeluarkan dan mengibarkan bendera Ormas HTI, bendera tersebut diamankan oleh Banser NU, namun kejadian tersebut setelah diupload ke medsos menimbulkan pro dan kontra dengan penilaian yang berbeda,” tuturnya.
Menurut dia, yang dibakar adalah bendera Ormas HTI, yang dilarang pemerintah. Bukan pembakaran bendera tauhid.
“Kami berharap tokoh-tokoh Islam yang ada di Kabupaten Landak untuk kiranya dapat memberikan pemahaman yang benar, bahwa kejadian tersebut adalah pembakaran bendera Ormas HTI, bukan bendera tauhid,” harap Bowo.
Ia mengimbau kepada tokoh-tokoh Islam untuk tidak terprovokasi terhadap kejadian tersebut. Dimana saat ini sudah memasuki tahapan Pemilu 2019. “Peristiwa seperti itu rentan dipolitisir,” tukasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Landak, Ahmad Fauzi, mengapresiasi inisiatif kepolisian yang mengadakan kegiatan ini.
“Saya menanggapi dan menyatakan bahwa dalam kamus dan dalil manapun tidak ada namanya bendera tauhid,” tuturnya. Imbuh dia, “Yang dilakukan Banser selaku Ormas NU, dalam kejadian tersebut, merupakan salah satu bentuk penyelamatan kalimat tauhid”.
Ia mengimbau agar umat Islam yang ada di Kabupaten Landak tidak terprovokasi. “Dan memprovokasi atas kejadian tersebut, terutama di Medsos,” pinta Fauzi.
Ditambahkan Kasi Kemasyarakatan Kesbangpol Landak, Marjani, yang meminta agar Ormas Islam yang ada di Landak menyampaikan keberadaan organisasinya kepada pihaknya. “Jadi semua ormas yang ada di kabupaten Landak bisa terdata semua, untuk mempermudah kita dalam bersilaturahmi,” pinta Marjani. (ius)