Jangan Takut Memberikan Kebebasan Kepada Anak

Katakan “Iya Boleh” ke Buah Hati

ilustrasi.net

eQuator.co.id – Kerap melarang anak ternyata tidak baik bagi tumbuh dan kembang anak. Sebaliknya dikatakan mengabulkan keinginan anak dengan mengucapkan “iya boleh” merupakan salah satu bentuk stimulan yang baik untuk tumbuh dan kembang anak.

Hanya saja, tetap harus berada dalam kontrol orang tua. Artinya, orang tua tidak perlu takut berlebihan dalam memberikan kebebasan kepada anak. “Kalau stimulan yang kita berikan benar, seharusnya tidak akan berlebihan. Banyak stimulan yang bisa saya dan Anda lakukan,”  kata Psikolog klinis Ratih Ibrahim pada Jawa Pos, belum lama ini.

Perempuan yang akrab disapa Bunda Ratih itu memberikan beberapa contoh stimulan yang baik. Misalnya, ketika anak bangun tidur, disapa dengan kata-kata yang baik dan sedikit usapan di kepala atau pelukan. “Pagi, sunshine-nya mama. Bangun, yuk. Saya usap-usap kepala anak-anak,” ucapnya memberikan contoh.

Menurut Bunda Ratih, sebutan sunshine untuk anak menjadi salah satu stimulan. Sedangkan usapan dan pelukan adalah cara halus agar anak mau bangun, dibandingkan harus memarahi anak yang sulit bangun. Kemudian,  orang tua tidak hanya mengatakan ‘iya boleh’ pada anak. Melainkan, harus ikut terlibat dalam proses eksplorasi atau pencarian anak, sehingga terawasi dengan baik.

Bunda Ratih mengungkapkan eksplorasi yang tepat sesuai dengan usia dan tahap perkembangan, ternyata akan membantu anak untuk mengembangkan lima potensi karakter penting. Yakni, berani, cerdas, kreatif, peduli, dan pemimpin.

Konsep pengasuhan ‘iya boleh’ ini sudah diterapkan Putri Dwi Palupi.  Ibu satu anak ini mulai menerapkan konsep tersebut sejak anaknya berusia enam bulan. Menurutnya, pada usia tersebut, anaknya telah mulai bereksplorasi.

Kepada Jawa Pos, Putri berbagi momen yang tidak terlupakan ketika menerapkan konsep ‘iya boleh’. Yakni, momen saat dirinya memasak bareng buah hatinya yang bernama Ben Adam. Saat itu, Putri dan Ben akan membuat kue. Lalu, Putri memberikan ruang kepada Ben untuk bersentuhan dengan bahan-bahan pembuatan kue. Ternyata, Ben terlihat antusias. Ben menyentuh tepung dan telur. “Telurnya dipecahin lah. Mau dilarang, kasihan. Tapi, dengan catatan, selesai masak, Ben harus bantu membersihkan. Ternyata, mau dong Ben bantu bersihin,’’ ucapnya lantas tertawa. (jawapos/JPG)