Jajaki Kerja Sama Bidang Kesehatan

Pemkot Dapat Kunjungan Normah Medical Specialist Center Serawak

DIABADIKAN. Rombongan Normah Medical Specialist Center Serawak berfoto bersama Sutarmidji di Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (6/7). Humas Pemkot for RK
DIABADIKAN. Rombongan Normah Medical Specialist Center Serawak berfoto bersama Sutarmidji di Kantor Wali Kota Pontianak, Jumat (6/7). Humas Pemkot for RK

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Pemerintah Kota Pontianak kedatangan rombangan Normah Medical Specialist Center Serawak, Malaysia, Jumat (6/7). Kedatangan rombonga rumah sakit negeri jiran Malaysia ini dalam rangka untuk menjalin kerja sama di bidang kesehatan.

Rombongan ini diterima langsung oleh Wali Kota Pontianak Sutarmidji dan Wakil Wali Kota Edi Rusdi Kamtono. Pada kesempatan tersebut, tamu dari Malaysia ini memberikan ucapan selamat ke Sutarmidji dan Edi Kamtono yang telah terpilih pada Pilkada serentak di Kalbar.
“Kunjungan ini adalah ucapan selamat sekaligus silaturahmi dari Rumah Sakit Normah kepada Wali Kota Pontianak dan Wakil Wali Kota Pontianak yang sama-sama meraih kemenangan dalam Pilkada. Kedatangan kami ini juga ingin sharing ilmu medis kepada masyarakat di sini,” ujar Direktur Sales Normah Medical Specialist Center, Bidari Mohamad B Suhaili usai melakukan pertemuan dengan Sutarmidji dan Edi Kamtono.

Dikatakan dia, pihaknya ingin kerja sama ini terus terjalin. Antara government dengan government (G to G). “Sebab Rumah Sakit Normah ini milik kerajaan negeri, ini dapat bekerja sama dengan Pemkot Pontianak dan Pemprov Kalbar nantinya,” tukasnya.
Ia memaparkan, banyak hal yang akan dilakukan dalam kerja sama itu nantinya. Namun yang terpenting adalah adanya sharing ilmu dengan tenaga medis dan rumah sakit pemerintah. Baik rumah sakit milik Pemkot Pontianak maupun Pemprov Kalbar. Nantinya, pasien di Kota Pontianak tak perlu datang ke RS Normah untuk berobat. Tetapi pihaknya lah yang datang untuk berbagi ilmu khususnya di bidang medis. “Sakit itu bukan diobat. Tetapi bagaimana sakit itu dimenej atau diurus, obatnya apa, berapa dosisnya dan sebagainya,” tukasnya.
Menurutnya, kerja sama ini nanti diharapkan dapat terus diperluas guna membagi ilmu dan pengalaman kedua belah pihak. Sebab sudah sepantasnya rumah sakit memiliki pengobatan berstandar internasional. Dan tidak boleh double standar.
“Sehingga ke depan rumah sakit di Kalbar ini memiliki standar internasional dan tidak ada kelas satu, dua atau tiga dalam memberikan pelayanan pada masyarakat,” jelas Bidari.
Sementara Sutarmidji menyambut baik kunjungan dan rencana kerja sama yang akan dilakukan Pemkot Pontianak dengan Normah Medical Specialist Center. Kerja sama ini untuk peningkatan kapasitas SDM. Bisa untuk penanganan jenis-jenis penyakit tertentu supaya lebih murah dan masyarakat mendapatkan pelayanan maksimal.
“Terpenting masyarakat mendapatkan pelayanan maksimal, lebih baik, bahkan murah. Tapi tidak mengabaikan pelayanan dalam memberikan kesehatan kepada masyarakat,” paparnya.
Menurut pria yang karib disapa Midji ini, bentuk kerja sama yang mungkin saja dilakukan adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Untan mendapat tempat untuk praktik meningkatkan kemampuan medisnya. Bila perlu dan jika boleh, keluar negeri bisa dilakukan Rumah Sakit Normah.
“Mereka mengharapkan rumah sakit bisa standar internasional. Kelemahan kita masih di semuanya bidang. Kecuali dokter, dokternya kita sudah cukup banyak yang ahli ahli, tapi kalau fasilitas dan manajemen itu kelemahan kita,” sebutnya.
Kemudian fisik rumah sakit yang ada di Kalbar juga belum bisa seperti di Normah. Menurut Midji, seharusnya gedung rumah sakit dibangun vertikal, supaya pelayanan bisa cepat.

“Kalau terlalu banyak gedung, bayangkan dokter mau satu blok ke blok yang lain dia perlu waktu jalan, sehingga dia habiskan waktu untuk jalan saja, kayak RS Sudarso itu bisa 40 menit,” paparnya.

“Tapi kalau vertikal dia bisa keliling cepat. Percepatan itu juga bisa harus dihitung, bayangkan dokter menghabiskan waktu satu hari untuk jalan di lorong ke lorong , koridor ke koridor itu kan rugi,” timpal Midji.
Ia mencontohkan, jika satu jam seorang dokter memeriksa enam orang, maka satu bulan berapa banyak jika diakumulasikan. Maka efesiensi seperti itu harus dipikirkan. “Maka nanti saat menjadi Gubernur Kalbar, saya tetap membangun RS sembilan sampai 12 lantai di Sudasro itu, dan akan saya lakukan pertama kali,” tutup Midji.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi