eQuator.co.id – PERLAHAN namun pasti. Begitulah perkembangan dunia teknologi yang kian pesat saat ini terus menggeser pola-pola kehidupan di masyarakat. Dampak tersebut lebih dominan menyentuh pada anak-anak. Bukan hanya pada kalangan remaja, anak bawah umur bahkan bayi sekalipun sudah mengenal yang namanya gadget.
Gadget saat ini merupakan sebuah benda yang tidak bisa terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Bagaimana tidak, kemana pun pergi gadget selalu dibawa. Apa pun yang ada selalu bisa diakses dengan gadget.
Sehingga tak heran jika anak-anak zaman now pun sudah mulai kenal dengan gadget. Tidak hanya itu, banyak anak yang sudah kecanduan untuk memakai gadget sebagai alat keperluan berbagai hal.
Memang pada dasarnya anak boleh diperkenalkan kepada gadget, tetapi tentu tidak berlebihan dan tidak terlalu jauh mengenalnya. Hal itu sangat tidak baik untuk perkembangan pemikiran anak kedepannya. Karena jika sudah kecanduan akan sulit untuk terlepas.
Aulia, seorang ibu yang tinggal di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu mengaku, dari satu sisi pengenalan gadget pada anak memang tidak ada salahnya. Namun tetap harus ada batasan-batasannya. Misal menjadi media untuk memperkenalkan anak pada pelajaran-pelajaran bermanfaat.
“Banyak hal memang yang bisa dipelajari untuk anak dari gadget, seperti hafalan berhitung, warna, bahasa, lagu anak-anak, permainan yang moderen untuk anak dan satu lagi melatih anak supaya mengenal teknologi baru agar tidak gaptek,” ungkapnya, kepada Rakyat Kalbar, Jumat (3/8) kemarin.
Perempuan berusia 26 tahun ini menambahkan, sebagai orang tua, perlu mengetahui bahwa dalam gadget juga banyak terdapat hal-hal yang negative. Tentunya tidak baik jika anak terlalu lama dibiarkan bermain gadget.
“Terlebih jika dia sudah kecanduan, maka akan semakin sulit untuk diatasi karena gadget sudah merupakan teman baginya. Kadang anak sampai menangis meminta agar tetap bermain gadget,” tuturnya.
Ia mengatakan, jika anak sudah mengalami kecanduan gadget, maka jangan hanya tinggal diam. Segera mencari cara atau panduan untuk menghilangkannya. Sebab itu sangat tidak baik untuk kemajuan cara berpikir anak kedepan.
“Sedangkan kita tahu bahwa anak adalah aset yang harus dijaga karena merupakan titipan dari Tuhan. Sebenarnya memang kasian kalau melihat si anak ini sudah menangis meminta-minta agar bermain gadget. Apalagi kalau si anak ini sudah melihat teman lain memegang gadget, dia pasti kepingin,” ungkap ibu anak satu ini.
Menurutnya, jika seorang anak sudah mulai kecanduan gadget akan berdampak negatif karena kemana pun ia pergi tentu tidak bisa lepas dari gadget tersebut. Bahkan makan pun bisa jadi akan dibawa.
“Selain itu, saking asiknya bermain gadget maka anak akan lupa untuk belajar, bergaul dengan teman, dan akan malas untuk pergi ke sekolah,” bebernya.
Maka kata Aulia, dia pernah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi anaknya yang sudah memasuki usia 3 tahun bermain gadget. Seperti pembatasan waktu, dengan penegasan jangan membiarkan anak terlalu asik bermain gadget.
“Kemudian saya berupaya mencari permainan-permainan alternatif, meluangkan waktu untuk anak, biarkan anak bermain di luar dengan teman-teman sekitarnya. Kemudian menjelaskan kepada mereka tentang dampak buruk jika terlalu sering main gadget, karena ini demi kebaikan mereka juga,” ucapnya.
Laporan: Andreas
Editor: Ocsya Ade CP