eQuator.co.id – Sungai Raya-RK. Kondisi lingkungan rumah menentukan muncul atau tidaknya penyakit berbahaya, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), Diare dan Tuberculosis. Olehkarenanya, masyarakat harus aktif membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.
“Kuncinya adalah kesadaran masyarakat. Karena kadang masyarakat ini mengaku sudah mengerti, tetapi tidak menjalankannya,” kata Masniarwati, Kepala Seksi (Kasi) Kesehatan Lingkungan (Kesling), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sungai Durian, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (12/2).
Masniarwati menjelaskan, pengaruh buruk lingkungan yang tidak bersih dan sehat ini sangat banyak. Paling ringan itu Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Diaret TBC dan yang paling berbahaya adalah DBD.
“Untuk mengantisipasi penyebaran DBD, Puskesmas ini bersama Dinas Kesehatan sudah sering melakukannya. Bahkan kita sudah melakukan fogging kemarin, di lokasi asal kasus DBD ini,” ungkap Masniarwati.
Dia menjelaskan, tindakan antisipasi penyebaran penyakit itu sangat beragam, mulai dari sosialisasi agar masyarakat bisa berperilaku hidup sehat, menggalakkan Gerakan 3M plus, abatenisasi dan fogging kalau sudah ada kasus.
Sejak Januari 2016 hingga saat ini, ungkap Masniarwati, Puskesmas Sungai Durian sudah menerima 4 kasus DBD. Kini satu pasien demam yang masih dirawat, yakni Hamidah,18. “Bisa jadi ini juga merupakan pasien DBD. Makanya kita lihat dulu hasilnya uji lab-nya,” ujarnya
Sementara untuk Kabupaten Kubu Raya secara keseluruhan, hingga minggu ke-6 tahun ini, tercatat 20 kasus DBD. Satu orang meninggal dunia, yakni warga Gg Cemara, Kecamatan Sungai Raya.
Semua pasien dengan kasus DBD di Kubu Raya memang rata-rata dari dua kecamatan, yakni Sungai Raya dan Ambawang. Hal ini tidak terlepas dari kondisi lingkungan di daerah tersebut.
Menurut Kepala Seksi (Kasi) Pemberantasan Penyakit dan Wabah, Dinas Kesehatan Kubu Raya, Siswani yang ditemui terpisah menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang diakibatkan dari buruknya kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
Dari data yang berhasil terkumpul, kata Siswani, pasien DBD ditemukan di Puskesmas Korpri, Serdam, Sungai Durian dan Sungai Ambawang. “Kita tidak berani menjamin jumlah kasus DBD di Kubu Raya tidak akan bertambah,” ucapnya.
Menurut Siswani, kasus DBD akan terus bertambah apabila tidak ada peran aktif dari masyarakat dalam menjaga lingkungannya masing-masing. “Saya yakin kasus ini masih akan bertambah, jika masyarakat tidak ada upaya bersama untuk mengantisipasinya dengan menjaga lingkungan masing-masing,” paparnya.
Peran masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran DBD ini tentunya sangat diharapkan. “Untuk memberantas jentik-jentik, masyarakat dipersilakan untuk meminta abate ke Puskesmas setmpat, tanpa dikenakan biaya apapun,” kata Siswani.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Kubu Raya, Hamdan menilai, untuk mengantisipasi penyakit DBD beserta penyakit lainnya ini, memerlukan kerjasama semua pihak. Masyarakat jangan semata berharap pada pemerintah untuk mengantisipasinya.
“Artinya masyarakat lebih baik mencegah dari pada mengobati. Caranya dengan melakukan pemeliharaan lingkungan dan selalu melaksanakan pola hidup bersih dan sehat,” jelas Hamdan.
Menurutnya, tanpa peran aktif masyarakat untuk mewujudkan lingkungan bebas dari indemik penyakit akan susah. Percuma Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi, kalau tidak diaplikasikan dengan baik oleh masyarakat.
“Semuanya harus berjalan, baik itu dari pemerintah khususnya Dinas Kesehatan untuk melakukan sosialisasi kembali dan masyarakat agar mampu merealisasikannya. Dengan tujuan kasus DBD ini tidak menjadi ancaman lagi,” pungkas Hamdan.
Laporan: Syamsul Arifin
Editor: Mordiadi