Tak dapat dipungkiri bahwa kenyamanan dan keunikan desain interior yang menjadi salah satu faktor keberhasilan sebuah kantor bersama (co–working space), disamping beragam fasilitas lain yang dimiliki.
Salah satu kantor bersama yang belakangan ini banyak diminati para perusahaan rintisan (startup) adalah Conclave. Mengusung tema industrial, kantor yang dibangun oleh dua sekawan Aditya Hadiputra dan Marshall Tegar Utoyo ini didominasi material ekspos, dan elemen dekoratif yang eye catching.
Seperti dikutip dari laman majalahasri, rancangan desain yang dikerjakan sendiri oleh pemilik kantor ini terinspirasi dari gaya desain kantor-kantor di Kota New York yang kebanyakan mengadopsi gaya industrial. Kesan elegan dan raw pada gaya desain ini ditonjolkan melalui sejumlah material yang sengaja dibiarkan polos tanpa finishing. Hal ini terlihat di ruang dalamnya.
Lantai satu yang terdiri dari area lobi, ruang perpustakaan, dan ruang administrasi ini didominasi material beton yang menampilkan warna asli semen pada sebagian besar bidang dinding dan lantai. Bidang plafon pun sengaja “dibuka” demi mengekspos acian semen yang dihiasi rangkaian kabel yang tersusun rapi.
Suasana berbeda justru terasa pada area co-working gallery yang berada di lantai 2 dan di lantai 3. Masih “berbalut” material ekspos, area ini terasa lebih “hangat” dan nyaman dengan susunan bata merah yang sengaja dibiarkan “telanjang” di berbagai sisi dinding serta aplikasi parket kayu pada sebagian lantai.
Co-working gallery yang berada di lantai 2 merupakan area kerja utama yang dapat disewa secara fleksibel. Pada area ini, sebagian besar furnitur didesain secara khusus (customized design) dengan sekat-sekat pendek, sehingga bekerja terasa lebih nyaman tanpa mengurangi privasi. Adapun dinding transparan berupa jendela kaca berbingkai aluminium dipilih sebagai pembatas ruang entertainment dan auditorium yang dapat memuat 150 orang. Dengan demikian, ruangan terasa lebih lapang dan terbuka. “Di Indonesia keberadaan co-working space masih sangat minim, sementara industri kreatif, startup serta freelancer terus bertumbuh. Conclave hadir sebagai jawaban kebutuhan mereka,” ujar Rendy Latief, Chief Executive Officer Conclave dikutip dari viva.
Menurut data yang dikutip Conclave, geliat startup di Tanah air kian bertumbuh. Pada kuartal pertama 2015, startup di Indonesia menerima pendanaan hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada triwulan pertama tahun ini, ada 24 startup Indonesia yang mendapat pendanaan, angka itu naik dari 14 startup pada tahun lalu. Perkembangan itu disertai dengan tingginya angka freelancer (53 persen).
Untuk itulah, Conclave mendirikan co-working space. Kantor sewaan yang disediakan ini diklaim mendukung nuansa untuk mengerjakan proyek masing-masing. Conclave menyediakan ruang kantor di dalam gedung berlantai empat tapi dengan nuansa yang berbeda. “Conclave lantai empat ini bertujuan sebagai wadah bertukar pikiran, belajar, sekaligus kantor bersama pada startup serta pelaku industri kreatif Indonesia,” ujar Aditya Hadiputra, Chief Financial Officer.
Aditya menyebutkan, lingkungan Conclave didesain sebagai lingkungan kerja yang nyaman serta fasilitas yang mendukung mewujudkan karya kreatif. Conclave menyediakan ruang kerja luas dan nyaman, akses internet kabel, ruang rapat, auditorium, perpustakaan, ruang hiburan dan game. Fasilitas lain yaitu kamar mandi plus shower.
Conclave juga menyediakan kantor virtual dan domisili bagi perusahaan yang butuh alamat pos atau korespondensi. Untuk bisa mendapatkan ruang co-working space di Conclave, pelaku startup perorangan atau tim mendaftar dan memilih salah satu paket fasilitas sesuai kebutuhan. Paket yang ditawarkan yaitu Rp50 ribu/jam, Rp200 ribu/hari, Rp1 juta/7 hari dan Rp12,5 juta/tim setiap bulan.
Tiap paket memiliki faslitas variatif mulai dari akses ruang kerja, printing, scanning, flee flow espresso, shower room, akses Wi-Fi kabel optik berkecepatan 50 Mbps.
Conclave juga menyediakan ruang auditorium berkapasitas 125 orang dengan harga sewa Rp1 juta/jam dan ruang rapat berkapasitas 10 orang dengan harga Rp250 ribu/jam.
Conclave juga membuka penyewaan ruang untuk meeting harian atau dadakan, sepanjang ruang masih tersedia dengan harga yang bisa menyesuaikan. Aditya mengatakan sejak dibuka pada 20 Desember 2014, tempat co-working space telah memiliki anggota 500 startup. “Tapi yang sudah member yang sering sewa ya ada 40-an,” ujarnya.
Aditya mengatakan konsep berkantor dengan co-working space lebih hemat dan efektif dibanding berkantor dalam konsep umum. Pria yang lulusan S2 dari sebuah universitas di Sydney, Australia itu mengutip hasil dari survei Co-Working Space Global. “Jadi hasilnya kurang lebih 70 persen itu lebih produktif, efisien dan kreatif,” kata dia. (mja/vv)