eQuator.co.id – Pontianak. Pemerintah Kalbar dinilai masih harus melakukan pembenahan infrastruktur di bidang pendidikan dan kesehatan. Karena, masih banyak sarana pendidikan dan kesehatan di Bumi Khatulistiwa ini belum memadai dan merata sampai ke ujung negeri.
Sekretaris Daerah Kalbar, M Zeet Hamdy Assovie mengatakan, tak dipungkiri banyak masyarakat pedalaman harus ke kota demi mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Sementara akses untuk sampai ke kota, tidak semudah yang dibayangkan.
“Contohnya, di Badau (kecamatan di Kabupaten Kapuas Hulu) itu kalau ada orang sakit, dia harus dibawa pakai ambulan ke Rumah Sakit Soedarso. Rata-rata mereka meninggal di perjalanan,” kata M Zeet, Rabu (27/9).
Kondisi tersebut menggambarkan begitu jauh dan susahnya akses yang harus ditempuh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Seharusnya, sambung dia, paling tidak di daerah pedalaman memiliki Puskesmas Pembantu yang menyediakan Unit Gawat Darurat (UGD). “Paling tidak ada satu dokter di setiap desa,” saran dia.
Menyikapi persoalan ini, ia berharap ada output yang jelas dari Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak. Dalam hal memprioritaskan penerimaan mahasiswa yang berasal dari daerah di Kalbar.
“Jangan kemudian mendahulukan yang bukan orang Kalbar. Kalau bisa 60 persen kuota untuk orang Kalbar, 40 persennya barulah boleh orang luar daerah,” pintanya.
Menurut M Zeet, upaya ini sebagai strategi menanggulangi kekurangan tenaga medis sampai ke pelosok daerah di Kalbar.
“Luas wilayah Kalbar itu jauh lebih besar dari pulau Jawa. Jadi pemenuhan sektor kesehatan harus bisa di-support oleh seluruh stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat dan pihak swasta. Termasuk sektor pendidikan,” ujarnya.
Hal lainnya, kata M Zeet di pedalaman lebih banyak jalur sungai ketimbang jalan darat. Belum lagi tidak adanya jaringan telekomunikasi yang membuat masyarakat tidak bisa berkomunikasi dan meihat jendela dunia.
“Lalu, jaringan listrik juga masih ada daerah yang belum teraliri. Hal-hal seperti ini masih harus dibenahi lagi,” pintanya.
Laporan: Rizkananda
Editor: Ocsya Ade CP