Iduladha Momentum Bangun Kepekaan

PAKAI MASKER. Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan dan para jemaah mengenakan masker ketika Salat Iduladha, di halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Minggu (11/8). Syamsul Arifin-RK

eQuator.co.id – KUBU RAYA-RK. Peduli, peka, dan berpihak kepada masyarakat kecil menjadi komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kubu Raya. Ini juga menjadi esensi perayaan Iduladha.

Hal itu ditegaskan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan seusai mengikuti Salat Id di Halaman Kantor Bupati Kubu Raya, Minggu (11/8).

Muda mengatakan esensi dari perayaan Iduladha adalah mengurbankan sifat-sifat kebinatangan di dalam diri manusia. Karena itu, ia menyatakan Pemerintah Kabupaten Kubu Raya akan fokus pada upaya-upaya memberikan kehidupan yang lebih baik kepada masyarakat.

“Nah, itulah fungsi pemerintah. Jadi dijawantahkan dalam bentuk bagaimana kita mengambil hikmah Iduladha untuk membuat birokrasi pemerintah daerah menjadi pemerintah yang menjalankan aktivitasnya dengan betul-betul peduli dan berusaha memberikan kehidupan yang baik bagi masyarakat di semua sektor,” tuturnya.

Muda mengatakan, di antara hikmah Iduladha adalah terbangunnya kepekaan dan terciptanya momen silaturahmi. Kepekaan, menurut dia, merupakan hal yang sangat penting terlebih di era digital di mana masalah datang begitu cepat.

Untuk mengatasi masalah tersebut, ia menyebut pentingnya kepemimpinan dan pemerintahan yang punya kepekaan dan sensitivitas nurani.

“Jadi kita harus ada perhatian, empati, jadi panggilan nurani itu harus lebih dikuatkan lagi. Nah, di sinilah kita juga melaksanakan pengumpulan dan pemotongan hewan kurban dan dengan salat Id ini kita sama-sama membangun tekad untuk menjadikan Kubu Raya sesuai visinya,” ujarnya.

Pelaksanaan salat Id di halaman Kantor Bupati Kubu Raya merupakan kali pertama dilakukan sejak kantor tersebut diresmikan pada September 2012 silam. Muda Mahendrawan menilai hal itu sebagai langkah positif di mana menjadi ajang mendekatkan masyarakat dengan pemerintah daerah.

“Jadi ini perdana dan Alhamdulillah dengan langkah ini nanti ke depannya masyarakat akan semakin banyak yang tahu dengan salat Id di sini. Ini (Kantor Bupati) kan milik masyarakat. Kita jadikan lapangan terbuka ini untuk mengambil hikmah dan menyatukan antara masyarakat dengan pemerintah daerah,” ucapnya.

Sementara itu Khatib sekaligus Imam Salat Id Ustaz Nasution Usman mengajak kaum muslimin bertafakur dan melakukan muhasabah terkait amalan yang telah dilakukan selama ini.

“Kalau kesombongan, arogansi, dan kedengkian yang selama ini kita pelihara mengalahkan kepentingan kita kepada Allah Taala, maka mari segera kita bertaubat. Apapun yang kita miliki di dunia ini jangan sampai membuat kita menjauhkan diri dari Allah,” pesan Imam Besar Masjid Raya Mujahidin Pontianak ini.

Ustaz Nasution mengatakan ibadah kurban adalah satu di antara cara bersyukur kepada Allah Taala. Kurban, lanjut dia, juga menjadi bukti bakti kepada Allah. Ketundukan total kepada Allah, ujar dia, telah ditunjukkan dengan sempurna oleh keluarga Nabi Ibrahim.

“Yang kita kurbankan bukan manusia melainkan hewan. Jangan sampai kita mengurbankan manusia lain karena manusia yang paling baik adalah orang yang paling bermanfaat kepada orang lain. Maka tebarkanlah manfaat setiap harinya meskipun hanya dengan senyuman,” ajaknya.

Ustaz Nasutiun menegaskan, esensi ibadah kurban adalah mengurbankan sifat-sifat kebinatangan yang ada pada diri manusia.

“Kesombongan, keangkuhan, kerakusan, ketamakan, iri dengki, tak mau minta maaf, tak mau disalahkan, tak mau diberi nasihat, inilah sifat-sifat yang perlu kita kurbankan sebagai makna esensi dari ibadah kurban ini,” pungkasnya.

 

Reporter: Syamsul Arifin

Redaktur: Andry Soe