IAIN Pontianak dan HIPMI Kalbar Gelar Seminar Wirausaha

Diabadikan. Sekretaris Umum HIPMI Kalbar Mohamad Qadhafy (tengah) foto bersama Raja Sapta Oktohari di Jakarta, baru-baru ini. HIPMI For Rakyat Kalbar

eQuator –  Fakultas Syariah dan Ekonomi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak akan menggelar seminar wirausaha bertajuk ‘Peluang dan Tantangan Entrepreneur Menghadapi MEA’ di Unit Pusat Terpadu, Gedung Teater IAIN, Sabtu (5/12) besok.

Forum tersebut diagendakan bakal dihadiri ratusan mahasiswa dari beberapa universitas di Kalbar. IAIN Pontianak menggandeng Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalbar mengemas seminar tersebut.

“Kegiatan ini juga salah satu program HIPMI Kalbar untuk mencari 1000 pengusaha,” ucap Koordinator Seminar Wirausaha, Eva kepada koran Rakyat Kalbar, Kamis (3/12).

Dalam kesempatan itu, mantan Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP HIPMI) periode 2011-2014, Raja Sapta Oktohari diagendakan hadir sebagai narasumber. “Kami juga ingin tahu apakah mahasiswa kita paham atau tidak tentang Masyarakat Ekonomi Asean,” ujar Eva.

Menurut Eva, menyongsong MEA tahun depan, mahasiswa maupun masyarakat Kalbar akan menghadapi tantangan maupun peluang. “Kalau pasar bebas sudah dimulai maka persaingan juga akan semakin berat, terutama di Kalbar,” ulasnya.

Eva menuturkan, seminar yang digelar bertujuan membantu HIPMI Kalbar dalam melahirkan pemuda-pemudi maupun mahasiswa untuk menjadi entreprenuer.

“Kami sangat mendukung mahasiswa menjadi pengusaha. Ya setidaknya mereka kuliah bisa sambil usaha. Itu yang HIPMI inginkan,” harapnya.

Eva merasa bersyukur, karena belakangan banyak kaum cerdik pandai lebih memilih menjadi pengusaha ketimbang pekerja. “Persentase pertumbuhannya, rata-rata pengusaha muda justru lahir dari kalangan mahasiswa. Makanya HIPMI Kalbar betul-betul memfasilitasi program untuk bisa jadi pengusaha supaya anak muda bisa eksis,” serunya.

Menurutnya, mahasiswa penting untuk tahu bahwa Kalbar sangat strategis dalam MEA. Apalagi ibu kota provinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Brunei Darrussalam.

“Dengan adanya MEA, pasar akan semakin terbuka. Bukan hanya barang-barang, namun pendidikan dan kesehatan juga demikian. Nah potensi yang cukup besar ada di Pontianak,” analisanya.

Oleh karena itu, kata Eva, generasi muda perlu paham tentang tantangan ke depan. “Pengusaha kita harus pandai menciptakan peluang-peluang yang ada. Kalau bisa lebih jeli dan sensitif. Momen MEA ini sangat berpeluang,” urainya.

Sementara itu, Sekretaris Umum HIPMI Kalbar, Mohamad Qadhafy mengatakan, pasar bebas harus menjadi perhatian khusus bagi mayoritas pengusaha. Tidak hanya pengusaha lokal, namun nasional.

Pria kelahiran Pontianak ini berpandangan, sebenarnya Indonesia khususnya Kalbar belum siap menghadapi MEA. Lantaran banyak kegiatan dan program percepatan pembangunan yang dilakukan pemerintah yang belum membuahkan hasil.

“Perlu upaya bahu membahu antara pemerintah dan para stakeholder terkait. Sebaiknya lebih intens dilakukan supaya kendala-kendala di dunia usaha bisa teratasi,” ucap Qadhafy.

Ia menilai, jika upaya tersebut sudah berbuah hasil maka secara langsung akan berdampak terhadap kondisi sosial. “Masyarakat akan merasakan kemajuan pembangunan ekonomi. HIPMI sebagai mitra strategis pemerintah berupaya konsisten membantu serta mendukung program-program yang konstruktif. Terutama bagi perkembangan dunia usaha,” seru Davy.

Reporter: Deska Irnansyafara

Redaktur: Andry Soe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.