Hujan 15 Jam, Banjir Lumpuhkan Sukadana

TOLONG NENEK. Seorang nenek diselamatkan dari banjir yang menyergap Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana, Kayong Utara, akibat hujan lebat seharian, Jumat (2/6). Warga Sedahan Jaya for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Sukadana-RK. Belasan jam hujan deras mengguyur Sukadana dan sekitarnya. Alhasil, banjir yang melanda Ibukota Kabupaten Kayong Utara itu melumpuhkan aktivitas warganya.

Dihujani air dari langit yang turun sejak Kamis (1/6) pukul 16.00 hingga Jumat (2/6) pukul 07.00, banjir hampir merata di seluruh wilayah Kecamatan Sukadana. Yang terparah terjadi Dusun Sidorejo, Desa Sedahan Jaya.

Kawasan hunian warga transmigrasi tersebut segera sepi, lantaran penghuninya harus diungsikan ke tempat yang lebih tinggi. Dikatakan Kepala Desa Sedahan Jaya, Nazanadira, Dusun Sidorejo dihuni lebih kurang 130 Kepala Keluarga (KK), sekitar 600 jiwa.

“Saat ini para orangtua dan anak-anak kami ungsikan ke gedung desa, untuk diamankan. Kita upayakan agar mereka  lebih mendapatkan tempat yang tenang,” terang Nazanadira dihubungi Rakyat Kalbar, Jumat (2/6).

Dusun Sidorejo, lanjut dia, memang bisa disebut sebagai langganan banjir di setiap musim penghujan. Hanya saja, banjir kali ini lebih luas dan tinggi debit airnya. Dan, jamak kondisi ini akan bertahan hingga kurang lebih seminggu.

“Jangan saja turun hujan lagi. Kalau hanya hujan sekali, atau semalaman, paling-paling semingguan baru surut,” jelasnya.

Setakat ini, menurut Nazanadira, dari mulai evakuasi sampai usai, belum ada bantuan dari pemerintah daerah. Pemerintah desa berupaya semaksimal mungkin mengerahkan bantuan. Baru nanti, sambungnya, akan meminta bantuan pemerintah daerah.

“Untuk saat ini yang perlu segera diberikan bantuan berupa bahan pangan.Ini yang sangat diutamakan, selanjutnya bahan pakaian yang layak untuk masyarakat,” tuturnya.

Di sisi lain, sulit untuk bergerak di tengah banjir yang menerpa, Kepala Dinas Pendidikan Kayong Utara, Romi Wijaya, hanya bisa mengirim pesan Whatsapp (WA) berantai untuk mengumumkan kebijakannya. Ia meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar di sekolah-sekolah Sukadana.

“Kita  dinihari tadi sudah  mengintruksikan via grup WhatsApp untuk berkomunikasi langsung dengan sekolah. Karena tidak mungkin kita menggunakan surat resmi atau segala macam karena memang mendadak (banjir),” terang Romi.

Padahal, ada beberapa sekolah yang sedang menjalankan ulangan umum, khususnya di tingkat menengah pertama (SMP). Dan ada sekolah yang membagikan kelulusan.

“Hari ini memang ada jadwal belajar seperti biasa, ada yang uangan umum dan ada yang pembagian hasil ujian nasional. SMP yang kelas 7 dan 8 ulangan umum. Terus SD masih belajar. Kita minta yang terkena dampak banjir ini untuk diliburkan, (ujian) digeser hari berikutnya,” kata dia.

Libur yang terhitung saat ini, dikatakannya, bersifat fleksibel. “Sesuai kondisi sekolah. Karena memang ini tidak semua sekolah terkena dampak, tinggal kepala sekolah yang mengambil kebijakan. Jika sekoah yang tidak memungkinkan untuk kegiatan belajar mengajar, maka itu menjadi kebijakan kepala sekoah untuk meliburkan,” tandas Romi.

Di sisi lain, prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak memang telah memprediksi hujan lebat disertai angin kencang bakal melanda sejumlah daerah di Kalbar. “Berpotensi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat di Ketapang, Kayong Utara, Sambas, Bengkayang, Sanggau, Sekadau, Melawi, dan Sintang. Berpotensi meluas ke Kapuas Hulu dan sekitarnya,” ungkap prakirawan Giri Darmono.

Sebelumnya, di website BMKG, sudah tertera bahwa dari 29 Mei sampai 3 Juni 2017 secara umum sejumlah daerah berpotensi hujan ringan, sedang, hingga lebat. Suhu udara berkisar antara 23-32 derajat celcius. Kelembapan udara 60-100. Angin bertiup dari arah tenggara hingga barat dengan kecepatan rata-rata 10-30 Km/jam.

“Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Tekanan rendah sendiri memicu pembentukan awan yang berpotensi mengakibatkan hujan,” tuturnya.

Tak hanya hujan lebat yang terjadi, tekanan rendah tersebut juga mengakibatkan angin kencang dan gelombang tinggi, seperti yang dirasakan masyarakat Kalbar beberapa hari terakhir. Menurut Giri, cuaca seperti itu diprediksi berakhir seminggu kedepan. Sebagian besar wilayah Kalbar akan mengalami panas, sesekali masih terjadi hujan dengan intensitas ringan.

“Hal ini perlu diwaspadai karena tidak terlepas dari angin kencang,” terangnya.

Ia menambahkan, dengan adanya hujan, akan ada gangguan pola angin serta peralihan musim hujan ke musim kering (pancaroba). “Masih perlu diwaspadai juga, meningkatnya potensi hujan lebat disertai petir dan guntur serta angin kencang dalam durasi singkat,” tutup Giri.

 

Laporan: Kamiriludin, Syamsul Arifin

Editor: Mohamad iQbaL