eQuator – Usai pertemuan bersama beberapa pengusaha Brunei Darussalam baru-baru ini, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalbar berharap pemerintah dua negara terus membangun komunikasi, serta kerjasama bisnis.
Pengusaha asal negeri melayu tersebut berpandangan, Kalbar kaya akan hasil bumi. Mereka berharap, dua negara satu pulau ini bisa membangun kerjasama bisnis diberbagai sektor. Khususnya perdagangan, perkebunan dan pariwisata.
“HIPMI Kalbar tertarik untuk bekerjasama,” ucap Ketua HIPMI Kalbar, Nedy Achmad, kemarin.
Menurut Nedy, banyak peluang usaha maupun investasi yang bisa dibangun. Hal ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. “Ini peluang yang sangat baik, sayang kalau diabaikan,” ujar Nedy.
Nedy mengaku, HIPMI Kalbar telah melangsungkan pertemuan bisnis dengan spengusaha Brunei Darussalam. Pertemuan itu difasilitasi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brunei Darussalam dan Pemprov Kalbar. Dalam kesempatan itu, HIPMI juga ditemani Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalbar.
“Kami saling tukar pikiran dan ide. Kalau kerjasama ini bisa terbangun, maka iklim usaha kedua negara, khususnya Kalbar akan kondusif,” tutur Nedy.
Pengusaha antarnegara inipun sepakat bekerjasama. HIPMI Kalbar akan menindaklanjuti kerjasama ini. Bahkan bakal melakukan kunjungan bisnis ke Brunei dalam waktu dekat. “Kami akan bertemu dengan pengusaha-pengusaha Brunei,” serunya.
Diakui Nedy, upaya membangun kerjasama tidak dapat berjalan, tanpa dukungan pemerintah. HIPMI Kalbar mengharapkan Pemprov Kalbar bisa membantu. Supaya bisa mempermudah terbukanya hubungan kerjasama bisnis dan perdagangan. “Salah satunya, ya berikan kemudahan perizinan melalui mekanisme yang berlaku,” harapnya.
HIPMI Kalbar mengusulkan agar pemerintah Kalbar segera berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam waktu dekat. Harapannya, agar dibuka rute penerbangan yang bisa menghubungkan Pontianak dengan Bandar Seri Begawan—Brunei Darussalam. Kalau terwujud, maka bisa memperlancar akses bisnis dan investasi dari kedua negara. “Apalagi permintaan pengusaha Brunei untuk berinvestasi di Kalbar sangat tinggi,” seru Nedy.
Diwawancarai Rakyat Kalbar, Airport Manajer Lion Air Pontianak, Irvan Barda mengatakan, usulan HIPMI Kalbar ihwal rute penerbangan Pontianak-Brunei Darussalam, merupakan langkah baik untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Hanya saja, pangsa pasar rute tersebut kurang peminat. Sehingga maskapai Lion Air belum berupaya mewujudkan rute baru tersebut. “Marketnya masih didominasi transport darat, seperti bus,” kata Irvan.
Saat ini konsumen yang sering lalu-lalang Indonesia-Brunei masih sebatas Tenaga Kerja Indonesia (TKI) saja. Makanya agak susah kalau mau buka rute penerbangan ke sana. “TKI saja lebih sering melalui darat,” ucapnya.
Hingga saat ini, lanjut Irvan, rute penerbangan dari Jakarta ke Brunei saja belum ada. Karena marketnya tak ada. “Penumpangnya diproyeksi kurang banyak,” paparnya.
Dikatakannya, pendatang dari Brunei ke Pontianak terbilang ramai. Tapi rata-rata TKI. Mereka lewat darat ke Pontianak, baru terbang ke Makassar, Surabaya dan sebagainya. “Kita baru sebatas domestiknya saja,” jelas Irvan.
Menurut dia, penerbangan Pontianak-Kuala Lumpur saja kurang market. Makanya pesawat hanya terbang seminggu tiga kali. “Itupun gak 100 persen,” jelasnya.
Irvan menyampaikan, tidak menutup kemungkinan, jika market sudah banyak, Lion Air bakal membuka rute tersebut. “Kalau banyak penumpang sih, gak masalah,” seru Irvan.
Reporter: Deska Irnansyafara
Editor: Hamka Saptono