Hebat, Atlet Disabilitas Kantongi Sembilan Emas

ATLET DISABILITAS. Ilustrasi atlet disabilitas pada saat mengikuti pertandingan. IST

eQuator – Minimnya fasilitas yang ada tak membuat anak-anak penyandang disabilitas yang berada di bawah naungan National Paralympic Committe (NPC) Kalbar menyerah dengan keadaan.

Namun, segala kekurangan itu memantik semangat serta kucuran keringat mereka untuk giat berlatih sehingga mampu menyabet sembilan medali emas dalam kejuaraan NPC 2015 di Solo, September lalu. Yakni kejuaraan yang dengan kata lain sama dengan Pra PON bagi atlet normal binaan KONI.

Sekretaris Umum (Sekum) NPC Kalbar sekaligus Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi NPC Kalbar, Ibrahim Chandra mengatakan, torehan prestasi ini tentu menjadi kebanggaan yang luar biasa bagi Kalbar. Karena tak hanya memborong banyak medali, para atlet NPC Kalbar juga masuk dalam peringkat 10 besar se-nasional dalam kejuaraan Peparnas NPC atau kejuaraan PON versi atlet KONI.

“Alhamdulillah, kita peringkat kesembilan secara nasional dari 34 provinsi. Kita berhasil meraih sembilan medali emas, delapan perak dan enam perunggu,” ujar Ibrahim Chandra, dihubungi Senin (23/11).

Kejuaraan NPC 2015 digelar pada 12-17 September lalu di Gor Manahan Solo. Dalam kejuaraan ini, Kalbar mengikuti lima cabang olahraga. Antara lain, angkat berat, renang, atletik, tenis meja dan catur.

“Sebanyak 20 orang atlet kita ikutkan. Masing-masing cabang terdiri dari empat-empat orang. Ditambah dengan pelatih dan official totalnya 28 orang. Para atlet ini diantaranya berasal dari Kota Pontianak, Kabupaten Sambas, Kota Singkawang, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Kapuas Hulu,” ujarnya.

Dengan peraihan sembilan medali, delapan perak dan enam perunggu, NPC Kalbar sudah dipastikan lolos untuk mengikuti Peparnas yang bakal diselenggarakan pada Oktober 2016 di Bandung atau satu minggu setelah kejuaraan PON berlangsung.

“Peraihan ini sudah sesuai dengan target awal kita. Justru kita juga mengirimkan dua atlet kita untuk mengikuti ASEAN Paragames di Singapura pada 12 Desember mendatang. Yakni, Wahdina dan Rosdiana,” ulasnya.

Di singgung soal minimnya fasilitas latihan yang ada, Ibrahim Chandra mengakui bahwa hal itu memang menjadi kendala tersendiri bagi para atlet untuk melangkah lebih jauh lagi.

“Selama ini kita gunakan fasilitas yang ada milik provinsi, kalau renang kita di Oevang Oeray. Kalau angkat berat, kita di sasana Stadion Sultan Syarif Abdurrahman, atletik juga sama,” paparnya.

Soal minimnya fasilitas tersebut, Ibrahim Chandra mengaku sudah melakukan komunikasi kepada KONI dan Dispora Kalbar. Hasilnya, pada 2016, NPC Kalbar diminta oleh pemerintah untuk melakukan proses pengajuan anggaran.

Minimnya fasilitas yang ada ini mungkin dapat dimaklumi. Karena memang NPC Kalbar baru keluar dari keanggotaan KONI pada Agustus 2015. Namun demikian, NPC Kalbar berharap mulai tahun depan sarana dan prasarana untuk para atlet berkebutuhan khusus sudah mulai diperhatikan. Apalagi dengan adanya prestasi yang ditorehkan, kiranya dapat menjadi pertimbangan kuat bagi pemerintah untuk merealisasikannya.

“Pertama memang ini sudah menjadi instruksi Menpora agar proses pembinaan dan anggaran harus disamakan dengan KONI. Tuntutan regulasi tidak ada diskriminasi. Kedua soal prestasi. Karena selama ini Kalbar berada di 10 besar nasional, setiap Papernas kita 10 besar. Seharusnya para atlet ini mendapatkan penghargaan luar biasa dari sisi perlakuan,” ujarnya.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.