eQuator – Nanga Pinoh-RK. Telah bertahun-tahun harga karet di tingkat petani tak kunjung naik. Kondisi ini jelas mempengaruhi perekonomian keluarga. Tak pelak, kondisi terpuruk bertahun-tahun ini mesti ada solusi konkret dari Pemerintah Kabupaten Melawi dan DPRD Kabupaten Melawi.
Keinginan tersebut disampaikan seorang petani karet yang sekaligus sebagai pengepul karet di Nanga Pinoh, Sopian. Ia mengharapkan, agar 30 orang wakil rakyat periode 2014-2019 peduli terhadap petani karet di Kabupaten Melawi.
“Harapan kita agar anggota legislatif bisa memperjuangkan harga karet sehingga harga karet bisa naik,” ujarnya, kemarin.
Dirinya optimis, bila kemampuan beli masyarakat meningkat maka mereka bisa memenuhi kebutuhan bahan pokok, kesehatan, pendidikan, bahkan masyarakat bisa berkontribusi terhadap pembangunan di sekelilingnya.
Diakuinya, bukannya masyarakat tidak membutuhkan pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan dan pembangunan infrastruktur. Tapi persoalan penurunan harga karet saat ini memang sangat dirasakan serta berdampak terhadap perekonomian masyarakat.
“Kalau perekonomian masyarakat membaik dan stabil, tentunya siapapun yang menjadi pemimpin di daerah ini akan lebih mudah menjalankan roda pembangunan. Karena tidak perlu memikirkan program bantuan untuk membantu masyarakat,” jelasnya.
Menurutnya, kalau pun pada saat ini telah banyak dibuka perkebunan kelapa sawit di Melawi, itu belum bisa dijadikan penopang perekonomian masyarakat. Karena tidak semua wilayah yang ada di Melawi ini bisa dibuka sebagai perkebunan.
“Apalagi seperti yang sering kita lihat di media massa. Luas wilayah Kabupaten Melawi ini masih berstatus kawasan hutan. Itu artinya sampai kapanpun dan di manapun yang namanya usaha noreh karet akan tetap ditekuni oleh masyarakat,” ulasnya.
Reporter: Sukartaji
Redaktur: Andry Soe