eQuator – Mempawah. Bupati Mempawah, H Ria Norsan menjadi satu-satunya kepala daerah di Kalbar yang mampu menekan angka penyakit malaria. Prestasi itu diganjar penghargaan Sertifikat Eliminasi Malaria dari Menteri Kesehatan RI, Nina Farid Moeloek.
Penghargaan tersebut diserahkan di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (27/11) malam untuk 18 bupati/walikota se-Indonesia. Menteri Kesehatan Nila Moeloek menyebut, penghargaan ini diberikan kepada daerah yang dinilai berprestasi pada bidang pembangunan kesehatan. Menurut dia, pemberian penghargaan pada momen Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-51 merupakan bentuk promosi kesehatan, dimana pencegahan penyakit berperan penting dalam pembangunan kesehatan di daerah. “Saat ini adalah paradigma sehat. Tugas fasilitas kesehatan primer, ialah mencari cara bagaimana agar masyarakat tidak jatuh sakit,” ujar Nila usai memberikan penghargaan.
Ia berharap, penghargaan bisa memotivasi kepala daerah untuk terus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Nina menuturkan, berbagai penghargaan bidang kesehatan telah diberikan Kementerian Kesehatan kepada individu dan institusi yang berprestasi dalam penyehatan lingkungan, pengendalian penyakit, pelayanan di fasilitas kesehatan, pendidikan tenaga kesehatan, dan karya seni budaya bertema kesehatan.
Dikatakannya, Sertifikat Eliminasi Malaria menjadi satu diantara bentuk penghargaan dari Kementerian Kesehatan. Nina mengungkapkan, sertifikat diberikan pemerintah kepada bupati/walikota yang berhasil mencapai status eliminasi malaria. “Tahun 2015 ada 19 kabupaten dan kota yang masuk tahap eliminasi malaria. Saat ini sebanyak 232 kabupaten/kota dengan 186 juta atau 74 persen penduduk yang mencapai tahap eliminasi malaria,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Ria Norsan menyebut, keberhasilan meraih Sertifikat Eliminasi Malaria merupakan hasil dari komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mempawah di bidang kesehatan, yakni pembangunan kesehatan masyarakat.
Menurutnya, apresiasi diberikan pemerintah pusat, karena Pemkab Mempawah dinilai berhasil dalam upaya eliminasi penyakit malaria. Karena itu, dia berharap upaya nyata yang telah dilakukan pemerintah daerah, yakni sosialisasi secara kontinu kepada masyarakat terkait Pola Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) dapat dipertahankan.
Selain itu, Pemkab Mempawah juga terus mengoptimalkan peran Puskesmas dan Posyandu sebagai wadah dalam memberikan pelayanan kesehatan, serta media edukasi dan informasi kesehatan masyarakat. “Kita terus berusaha meningkatkan berbagai sarana yang dibutuhkan Puskesmas, sekaligus mengoptimalkan peran Posyandu,” ucapnya.
Sertifikat Eliminasi Malaria, papar Norsan, merupakan komitmen global yang disepakati pada Sidang Majelis Kesehatan Sedunia atau World Health Assembly (WHA) 2007. Indonesia bertekad kuat mencapai eliminasi malaria. Mulai tahun 2007, Indonesia secara bertahap berupaya mencapai eliminasi malaria. Selambat-lambatnya pada 2030 diharapkan target Indonesia bebas malaria bisa tercapai.
Hingga tahun 2014, di Indonesia masih terdapat 252 ribu kasus malaria. Sebanyak 79,6 persen diantaranya terjadi di Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Dalam lima tahun terakhir, angka kesakitan malaria (Annual Parasite Incidence/API) berhasil diturunkan dari 1,96 per 1.000 penduduk pada tahun 2010, menjadi 0,99 per 1.000 penduduk pad tahun 2014. Pemerintah pusat terus mengimbau kabupaten/kota yang belum berhasil mengendalikan kasus malaria, agar komit meningkatkan berbagai upaya agar bisa mencapai tahap eliminasi malaria.
Reporter: Ari Sandy
Redaktur: Yuni Kurniyanto