eQuator.co.id – Pontianak-RK. Tongtongtong.. Suasana hening jelang subuh di Jalan Parit Makmur, Kelurahan Siantan Hilir, Pontianak Utara, mendadak dipecahkan suara tiang listrik dipukul. Senin (17/7) sekitar pukul 02.30, kebakaran super besar terjadi di sana.
Tak tanggung-tanggung, api melahap kediaman warga yang berada di tiga gang yaitu Gang Sukses 1 RT02/RW40, Gang Sukses 2 RT03/RW40, dan Gang Teluk Jambrud 1 RT01/RW37. Dua puluh dua rumah rusak berat, lima lainnya rusak ringan.
“Saya bangun, lalu bersama warga berteriak dan memangkong (memukul) tiang listrik agar yang lainnya juga tahu,” cerita Teri, salah seorang warga Gang Sukses 1 yang juga korban kebakaran.
Saat itu, rumahnya belum diamuk api. Ia baru saja hendak merebahkan badan usai pulang bermain biliar. Belum lama berbaring, tiba-tiba terdengar teriakan “kebakaran.., kebakaran.., kebakaran”.
Si Jago Merah masih melahap rumah-rumah di gang paling ujung, Gang Sukses 2. Pria berumur 27 tahun inipun kembali ke dalam rumahnya untuk menyelamatkan beberapa dokumen penting dan kendaraannya. Teri juga sempat membantu tetangga sebelah.
Merembetnya api di pemukiman padat itu sangat singkat. Rumah Teri yang berdempetan dengan rumah lainnya segera ikut ludes. Tempat tinggal berlantai dua yang ia huni bersama abang dan ibunya itu kini hanya tersisa bagian depannya saja. Ia pasrah, menurutnya yang penting nyawa dan dokumen penting sudah diselamatkan.
Ketua RT 01/RW37, Kok Hiong, tidak mengetahui persis sumber api. Saat peristiwa kebakaran melanda, ia di dalam rumahnya. Ketika tiang listrik dipentung bertalu-talu, baru lah ia menyadari ada yang tidak beres di lingkungannya.
Ketika Kok Hiong keluar rumah, api sudah dalam keadaan tak terkendali. ”Sudah tak mungkin untuk dipadamkan dengan tenaga warga,” tuturnya.
Meskipun pemadam kebakaran gabungan dari pemerintah dan swasta datang cepat, puluhan rumah tetap hangus. Api diperkirakan dapat dijinakkan sekitar pukul 06:00 pagi.
Walaupun rumahnya tidak dilahap si jago merah, panik tetap Kok Hiong rasakan. Ketika peristiwa terjadi, ia berusaha tenang dan langsung mengimbau warganya untuk menyelamatkan orang-orang tua dan yang mengalami sakit.
Menurut Kok Hiong, api berasal dari salah satu rumah warga yang berada di Gang Sukses 2. “Belum tahu pasti kronologisnya, tapi sudah ada pihak kepolisian yang datang melakukan penyelidikan,” ujarnya dijumpai di kediaman.
Sejumlah anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak dan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) melakukan pendataan di rumah Kok Hiong. Disebutkan tidak ada korban jiwa maupun luka dalam kejadian tersebut, namun kerugian material belum dapat diperkirakan.
Kok Hiong menyatakan, para korban saat ini memerlukan tempat penampungan dan konsumsi. Walaupun ada beberapa yang sudah mengungsi ke keluarga masing-masing.
“Sementara ini kita berusaha untuk mencari rumah kosong yang ada di sekitar sebagai tempat penampungan, kalau ada yang berkenan, baru kita suruh korban kebakaran menginap di tempat tersebut,” terangnya.
Relawan TRC BPBD Kota Pontianak, Munirza menuturkan, pendataan korban sudah dilakukan, bantuan akan disalurkan. “Kita selama tiga hari kedepan akan menyiapkan makanan siap saji dulu, susu untuk Balita, selanjutnya bantuan material dan logistik lainnya,” ujarnya.
Dan ternyata, lokasi kebakaran tersebut tak jauh dari kediaman Ketua Forum Komunikasi Pemadam Kebakaran Kota Pontianak, Ateng Tanjaya. Tepat di belakang rumahnya. Tempat tinggal Ateng yang lebih akrab disapa Alfa Tango itu tidak dilalap api. Hanya alat pendingin ruangannya saja yang berada di belakang rumah rusak dan meleleh karena panas api.
Alfa Tango menjelaskan, proses pemadaman sangat susah. Kata dia, api menjalar begitu cepat ke rumah penduduk yang berdempetan sehingga satu deret dengan cepat terbakar habis.
Berbicara tentang kebakaran, diakuinya 80 persen akibat arus listrik. Namun, Alfa Tango menyatakan, tak boleh menyalahkan listrik karena merupakan kebutuhan dasar, jadi perlu juga dilihat kembali kepada manusianya.
“Kita harus lebih hati-hati lagi untuk mencegah terjadinya kebakaran, misalnya kabel yang digunakan harus standar,” tuturnya.
Tatkala kebakaran terjadi, lanjut dia, kita jangan panik. Jika panik maka tak bisa berbuat apa-apa.
“Kompor gas misalnya terbakar sebetulnya bisa diatasi, tapi panik kita lari dan api membesar, jadi usahakan jangan panik,” imbuh Alfa Tango.
Yang jadi perhatian khususnya adalah kendala yang sering dihadapi para petugas pemadam kebakaran. Persoalan klasik sulitnya proses pemadaman karena berjubelnya penonton.
Dengan musibah yang menimpa para tetangganya itu, Alfa Tango berharap para dermawan kiranya bisa menyisihkan sedikit harta untuk para korban. Yang paling penting saat ini, ia menerangkan, para korban bisa berteduh dari panas dan hujan.
“Rata-rata warga yang terkena musibah merupakan warga yang kurang mampu. Bangunan rumah pun semipermanen,” tandasnya.
SUMBER API DARI GANG SUKSES 2
Dari penyelidikan awal, Wakil Kapolsek Pontianak Utara, AKP Sriyanto menyebut, sumber api pertama diduga berasal dari rumah milik Akong. Kata dia, pemilik salah satu rumah di Gang Sukses 2 itu ketika kebakaran terjadi sedang ingin membuang air kecil.
“Istrinya, Rohani, lihat ada api dari lantai atas, mereka lalu membangunkan anaknya dan berlari keluar rumah untuk menyelamatkan diri dan meminta pertolongan warga,” jelas Sriyanto.
Meski begitu, setakat ini, pihaknya masih melakukan penyelidikan. Belum mengetahui persis sebab dari musibah kebakaran itu. Langkah-langkah yang telah dilakukan kepolisian antara lain pengamanan lokasi kejadian dengan memasang police line. Serta mengambil barang bukti berupa meteran listrik yang terdapat di rumah Akong.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Mohamad iQbaL