Gula Pasir di Bengkayang Langka dan Mahal

Produk Asal Malaysia Kerap Dirazia

ilustrasi. net

Bengkayang-RK. Masyarakat mengeluhkan gula pasir mulai langka di kawasan perbatasan Kabupaten Bengkayang. Mulai dari Jagoi Babang, Seluas, Sanggau Ledo, Ledo, Lumar, bahkan di pusat Kota Kabupaten Bengkayang sendiri. Akibatnya harga gula pasir mengalami kenaikan di pasaran. Sebelumnya, harga gula pasir Rp11 ribu per kilogram, kini telah mencapai Rp15 ribu perkilogram.

“Gula pasir sekarang langka. Harganya juga naik, setiap toko menjual gula pasir dengan harga yang berbeda-beda,” ucap Nursiah , 26, seorang ibu rumah tangga, Senin (29/2) kepada Rakyat Kalbar.

Ia mengungkapkan sejak satu bulan terakhir stok gula pasir mulai langka dan harga gula pasir naik dipasaran. Sebelumnya, harga gula pasir dijual dengan harga murah. Namun sekarang harga gula pasir malah dan jumlahnya mulai terbatas di pasaran Kabupaten Bengkayang. Kelangkaan ini dikarenakan gula pasir asal Malaysia tidak bisa masuk di pasaran Kabupaten Bengkayang. Hal ini disebabkan seringnya razia barang ilegal yang dilaksanakan petugas kepolisian di kawasan perbatasan negara. “Kami tidak tahu sampai kapan harga gula pasir turun di pasaran,” ungkap warga Kelurahan Sebalo, Kecamatan Bengkayang ini.

Sementara, pemilik Toko Sembako, Rahman membenarkan kelangkaan gula pasir ini. Penyebabnya gula asal Malaysia tidak bisa masuk di pasaran Kabupaten Bengkayang. “Gula pasir ilegal tidak bisa masuk kepasaran. Razia barang ilegal sering dilakukan di kawasan perbatasan negara. Sampai sekarang gula pasir mengalami kelangkaan,” terangnya.

Sebelumnya, kata dia memang yang banyak diperjual-belikan produk gula pasir asal malaysia. Sebab, gula dalam negeri sulit didapatkan di kawasan perbatasan negara. Akibat kelangkaan ini banyak masyarakat di kawasan perbatasan negara mengeluh. Terlebih, kelangkaan ini belum mendapat perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bengkayang.”Selama ini banyak gula pasir didatangkan dari Malaysia. Tetapi, gula pasir yang didatangkan tidak dilengkapi dengan dokomen resmi. Hal ini juga salah, karena produk Malaysia masuk tidak diperiksa terlebih dahulu,” tukasnyanya.

Kasat Reskrim Polres Bengkayang, IPTU Hery Purnomo mengakui selama ini pihaknya gencar melakukan razia barang ilegal di kawasan perbatasan negara, Kabupaten Bengkayang. Razia barang ilegal tidak hanya gula pasir, tetapi seluruh produk asal malaysia akan dilakukan pemeriksaan sesuai dengan peraturan yang berlaku. “Kami komitmen memberantas perdagangan barang ilegal di kawasan perbatasan negara. Semua barang ilegal yang masuk tanpa dilengkapi dokumen resmi akan ditangkap dan diproses oleh kepolisian,” terangnya.

Dia menyampaikan kelangkaan gula pasir bukan menjadi permasalahan bagi pihak kepolisian daerah. Tetapi kelangkaan gula pasir harus dibahas ditingkat pedagang dan pemerintah daerah di Kabupaten Bengkayang. Ia mengharapkan dengan kelangkaan gula pasir bisa diperhatikan pemerintah terkait. Supaya permasalahan gula pasir dalam negeri bisa masuk di kawasan perbatasan negara, Kabupaten Bengkayang. “Kami minta masyarakat bisa menggunakan dan mencintai produk dalam negeri. Gula pasir produk dalam negeri tidak kalah dengan gula pasir Malaysia. Hanya saja masalah kelangkaan gula pasir di kawasan perbatasan harus bisa dicarikan solusinya bersama,” imbuhnya.

Edison, Pengusaha asal Bengkayang meminta Kejelasan terkait sirkulasi barang dari Ledo hingga perbatasan negara di Jagoi Babang yang selama ini banyak ditangkap karena dianggap illegal. “Kalau memang barang yang Masuk dari Malaysia Ilegal, seharusnya sudah dihentikan mulai dari perbatasan, jangan setelah sampai di Kota Bengkayang baru ditangkap, sementara barang dari Malaysia itu sudah melewati Perbatasan,” katanya.

Menurut pria yang akrab disapa Akong ini, terkait adanya kemudahan bagi warga perbatasan memperoleh barang dari Malaysia, apakah tidak boleh juga dinikmati warga Kota Bengkayang yang merupakan satu kesatuan kabupaten wilayah perbatasan. “Jika di batas punya hak, kenapa warga Kota Bengkayang kok tidak punya hak,” tegasnya.

“Warga Bengkayang mau tidak mau banyak mengkonsumsi barang dari Malaysia, sebab selain mudah didapatkan, juga harganya jauh lebih murah dan terjangkau, mungkin ini salah satu alasan bagi warga untuk tetap tergantung dengan barang kiriman dari Negara Tetangga Malaysia,” timpalnya. (Kur)

Laporan: Kurnadi

Editor: Arman Hairiadi