Gorong-Gorong Pecah, Akses Jalan Pintas Putus

Gorong-gorong Pecah. Warga sedang bergotong royong memperbaiki jembatan yang gorong-gorongnya jebol di Desa Nanga Pintas. Sukartaji/RK.

eQuator – Nanga Pinoh-RK. Senin pagi (4/1), masyarakat Desa Pintas dan sekitarnya yang ingin menuju Nanga Pinoh terpaksa terhenti. Pasalnya gorong-gorong sebagai penyambung jalan tersebut pecah sehingga akses terputus. Tak pelak, kondisi itu tentu membuat akses lalu lintas menjadi terganggu.

“Pecahnya gorong-goong itu karena barau di samping gorong-gorong longsor. Kemudian hujan semalam membuat air bah menerjang sehingga gorong-gorong itu pecah,” ucap Suparjan, seorang tokoh pemuda Desa Mandau Baru, yang juga menggunakan jalan tersebut, Senin (4/1).

Suparjan menambahkan, pecahnya gorong-gorong itu karena barau sebagai penahan badan jalan roboh sehingga tanah yang berada di atas gorong-gorong tidak ada kekuatan sehingga terjadilah longsor. Terlebih ketika hujan yang turun semalaman membuat air bah menerjang.

“Saya juga heran kenapa bisa pecah gorong-gorongnya. Apakah karena gorong-gorong itu tidak sesuai kapasitasnya sehingga tidak mampu bertahan ketika barau roboh dan diterjang air bah,” ujarnya. Sanjan mengatakan, menindaklanjuti longsornya jalan tersebut, Ketua BPD Desa Mandau Baru, Ramsyah memberitahukan bahwa pihaknya akan segera menanggulangi jalan yang terputus tersebut.

“Ketua BPD sudah minta bantuan ke BPBD. Namun pihak BPBD meminta agar langsung ke Dinas Pekerjaan Umum. Sebab jalan tersebut putus karena gorong-gorong yang pecah, bukan karena bencana alam,” paparnya.

Sementara waktu, agar jalan tersebut bisa tetap dipergunakan maka masyarakat membuat jalan darurat dengan menggunakan kayu tiga batang yang ditimbun dengan tanah. “Masyarakat secara swadaya membuat jalan alternatif dari sampingnya,” ucapnya.

Dia berharap, mudah-mudahan dengan pemberitaan ini, Dinas PU bisa segera mengambil tindakan dengan melakukan perbaikan. Supaya akses transportasi ini bisa berjalan lancar seperti sedia kala. “Paling tidak ada jalan alternatif yang layak dibangun agar tidak mengganggu akses transportasi,” paparnya.

Reporter: Sukartaji

Redaktur: Andry Soe