eQuator.co.id – Pontianak-RK. Para mitra atau driver transportasi online Gojek menumpahkan segala keluh kesahnya pada acara Kopdar Sosialisasi Program Anti ‘Fake GPS’ di Kafe Babah, Jalan Merdeka Barat, Selasa (14/8) siang.
Mereka mengaku sangat kesal dengan adanya driver yang menggunakan aplikasi ‘fake GPS’ atau dalam bahasa gaul mereka adalah ‘tuyul’.
Menanggapi hal itu, Driver Community Gojek Perwakilan Pusat, Rangga menyatakan permohonan maaf bila pihaknya terkesan abai dalam masalah ini.
“Dari manajemen pusat, kami memohon maaf kepada para driver yang sudah bekerja jujur. Kami ingin kisruh ini bisa diselesaikan. Karena kami juga menyatakan bahwa ‘fake GPS’ itu sangat dilarang. Karena bisa menimbulkan berbagai gesekan,” ujar Rangga.
Gesekan dimaksud yaitu kekecewaan pelanggan kepada driver pengguna tuyul karena lamanya menjemput pengorder. Berikutnya adalah terjadinya perpecahan sesama driver.
“Karena itulah, kami mengumpulkan para mitra di sini untuk memberitahu bahwa kami akan merilis program anti ‘fake GPS’. Kalau tidak malam ini, mungkin besok,” kata Rangga yang disambut tepuk tangan meriah oleh para driver.
Program itu, menurut Rangga, akan dirilis lewat notifikasi pada aplikasi milik para driver. Isinya adalah notifikasi peringatan bagi para driver nakal untuk tidak berbuat curang.
“Sementara sanksi yang akan dijatuhkan adalah pembayaran bonus akan ditahan. Bila melanggar lagi, maka akunnya akan di-suspend. Bila masih terus melanggar, maka akan diputus kemitraannya,” jelas Rangga yang disambut meriah lagi oleh para driver.
Rangga mengatakan, bahwa aturan ini sudah diterapkan di beberapa kota besar, yaitu Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan dan Lampung. Alasannya adalah ‘fake GPS’ sudah menjadi masalah besar di kota-kota ini.
“Tentu sistem ini akan kami kembangkan terus hingga bisa digunakan di seluruh kota di Indonesia,” ungkap Rangga.
Namun Rangga kembali menyatakan bahwa saat akan diujicobakan di Pontianak, ternyata tuyul ini telah memantik perpecahan. Dalam hal ini, Rangga mewakili Gojek kembali memohon maaf atas kisruh ini. Rangga juga memohon kepada para driver yang hadir untuk tidak berbuat anarkis.
“Para pengguna tuyul juga saudara satu Gojek. Ada baiknya kita bicara baik-baik dengan mereka. Ajak mereka kembali ke jalan yang lurus. Kami ingin jadi penengah dan berusaha transparan dalam masalah ini,” ucap Rangga.
Di akhir sambutannya, Rangga menyatakan terima kasih kepada mitra Gojek yang tetap jujur dalam menjalankan tugas dan berjanji akan terus mengejar pelaku pengguna tuyul.
Pada saat hendak diwawancarai oleh Rakyat Kalbar, pria berkaca mata ini memohon maaf tidak bisa memberi pernyataan apa pun terkait kegiatan ini.
“Saya rasa ada bagian yang lebih berkompeten untuk memberi pernyataan kepada pers. Saya pribadi memohon maaf. Tapi bila kami akan mengadakan pertemuan resmi, kami akan memanggil media,” ucap Rangga.
Terpisah, salah satu driver bernama Suhaimi menjelaskan beberapa keluhan yang disampaikan dalam kegiatan tadi.
“Keponakan saya juga dulunya pernah menggunakan tuyul ini. Setelah saya nasehati, dia pun sadar. Sebenarnya dari tuyul inilah muncul yang namanya tembak,” jelas pria yang akrab disapa Pak Usu ini.
Menurutnya, karena tuyul berkeliaran maka sesama mitra pun memikirkan tentang cara untuk menaikkan performa. Akhirnya lahirlah cara tembak tersebut.
“Gimana nggak muncul tembak itu? Saya sendiri pernah melihat satu rekan saya punya tiga akun dari tiga handphone. Cara kerja mereka yaitu pada jam 10 hingga sore, itu pakai akun pertama. Dari sore sampai malam, pakai akun kedua. Tengah malam pakai akun ketiga. Mereka pun menembak titik Go-Food di satu daerah sementara mereka tidak di sekitar situ,” ungkap Suhaimi.
Dirinya mengaku pernah mendapat ancaman dari pelaku tuyul hingga membawa nama orang Gojek pusat.
“Ini juga yang kami keluhkan bahwa dikatakan ada orang dalam kantor pusat yang membekingi mereka. Kami pun penasaran, siapa orang yang dimaksud?” pungkas Suhaimi.
Laporan: Bangun Subekti
Editor: Ocsya Ade CP