eQuator.co.id – Seminar Keperempuanan tentang Gerakan Peduli Stunting digelar Kohati Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bekerjasama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalbar. Kegiatan tersebut diadakan di Hotel Kini, Kota Pontianak, Sabtu (27/4).
Seminar bertajuk ‘Ibu Muda Cegah Stunting Melalui Pemberian Nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kegidupan Bayi’ dibuka oleh Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Lismaryani Sutarmidji, yang diwakili oleh HiIda Nurul Kamaruzaman, dan dihadiri ratusan perempuan-perempuan muda.
Ketua Panitia, Andina Nuru Wahidin mengatakan, Seminar Gerakan Peduli Stunting memang sengaja menyasar kaum muda perempuan. Sebab, mereka kelak akan menjadi seorang ibu.
Karena itu, kaum muda perempuan harus memahami betul apa itu stunting. Supaya bisa melakukan pencegahan, jika nanti mereka memiliki bayi. “Kenapa perempuan muda, karena targetnya mahasiswa perempuan se-Kalbar. Makanya yang kita undang dalam kegiatan ini, Organisasi Kepemudaan (OKP) perempuan se-Kalbar. Termasuk, PKK Kalbar,” kata Andina diwawancarai di sela-sela kegitan seminar itu.
Andina mengatakan, tujuan seminar tersebut jelas sebagai upaya membantu pemerintah menekan angka stunting di Kalbar. “Jadi kami menggalakkan Gerakan Peduli Stunting,” ucapanya.
Menurutnya, untuk menurunkan angka stunting, langkah awal yang mesti dilakukan adalah menyadarkan para ibu tentang pentingnya pemberian nutrisi pada 1.000 hari pertama kelahiran bayi. “Setelah seminar, kita akan melakukan aksi nyata. Untuk menggeliatkan Gerakan Cegah Stunting. Kita akan kerjasama dengan PKK Kalbar dan pihak terkait lainnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kalbar, Lismaryani Sutarmidji, dalam sambutannya yang dibacakan Lisda Nurul Kamaruzaman mengatakan, tahun 2018, secara nasional, Kalbar menjadi salah satu provinsi yang angka stuntingnya cukup tinggi. “Berada pada posisi ke-7 di seluruh Indonesia,” kata Lisda Nurul Kamaruzaaman.
Lanjutnya, stunting merupakan persoalan kesehatan gagal tumbuh yang kerap dialami oleh balita. Penyebabnya, karena kekurangan asupan gizi, dari masa hamil sampai balita berumur dua tahun. “Dampak buruk stunting juga bisa mempengaruhi inteligensi anak, dan rentan terserang penyakit tidak menular,” paparnya.
Karena itu, generasi ibu dan seluruh masyarakat harus paham tentang stunting. Supaya bisa melakukan pencegahan stunting itu sendiri. “Kaum wanita sangat berperan dalam menciptakan anak yang sehat dan cerdas. Karena itu seluruh organisasi wanita dan pemuda marilah bersama-sama, membuat satu gerakan bersama menekan stuntung di Kalbar,” pungkasnya.
Sedangkan Ketua Kohati Badko HMI Kalbar, Septi Nuri Pratiwi berharap, lewat seminar tersebut, perempuan muda sebagai calon ibu bisa memahami apa itu stunting, dan bagaimana melakukan pencegahannya. “Karena memang, sampai saat ini masih banyak ibu-ibu muda yang belum tahu apa itu stunting. Karena itu, lewat seminar ini kita mencoba mengajak dan menghimpun perempuan-perempuan untuk memahami stunting itu,” katanya.
“Sosialisasi ini nanti bisa juga diikuti oleh cabang-cabang Kohati HMI di seluruh Kalbar. Kami mensuport mereka bekerjsama dengan Dinas Kesehatan di daerah untuk membantu pemerintahan mesosialisasikan apa itu stunting,” pungkasnya.
Foto dan Narasi: Abdul Halikurrahman