Gas Melon di Mempawah Mulai Langka

BELI GAS. Warga mendatangi pangkalan elpiji di SPBU Desa Pasir untuk membeli gas elpiji tiga kilogram. (Ari Sandy/RK)

eQuator.co.id – MEMPAWAH-RK. Memasuki minggu kedua Ramadhan, sejumlah warga Kecamatan Mempawah Hilir, Kabupaten Mempawah mulai kesulitan mendapatkan gas elpiji tiga kilogram.

 

Menurut sejumlah para pengecer di Pasar Mempawah, kelangkaan gas bersubsidi atau gas melon itu sudah berlangsung sejak awal Ramadhan. Penyebabnya karena para penjual gorengan banyak yang membeli lebih dari satu tabung, bahkan sampai lima tabung.

 

“Kelangkaan ini dikarenakan meningkatnya kebutuhan masyarakat, seperti penjual kue takjil. Mereka takut kehabisan gas jadi mereka nyetok. Bahkan ada juga masyarakat yang memiliki lima tabung kosong, dan mereka akan isi lima-limanya. Itu yang membuat di pasaran kosong,” kata Ilyas (43), satu diantara pedagang pengecer gas elpiji Ilyas, Senin (13/5).

 

Menurut Ilyas, untuk harga gas elpiji bersubsidi tersebut sampai sekarang masih stabil.

 

“Untuk harganya masih tetap, tidak naik, cuma yang jadi masalah adalah agak langka, pembeli susah untuk mendapatkannya. Saat ini harga gas elpiji tiga kilogram bersubsidi masih standar Rp20 ribu di tingkat eceran,” jelasnya.

 

Ilyas menambahkan, dia pernah bertanya pada agen, mereka bilang stoknya berkurang. Ini tidak menutup kemungkinan gas elpiji akan semakin langka dan suatu saat harga jualnya bisa lebih mahal.

 

“Seharusnya pihak Pertamina sudah mengantisipasi menjelang bulan Ramadhan ini dengan menambah pasokan, agar tabung gas elpiji di Kabupaten Mempawah tidak kekurangan,” ucapnya.

 

Rosmiati, ibu rumah tangga yang sedang mengantre di agen gas elpiji SPBU Desa Pasir mengaku harus menunggu kedatangan gas elpiji untuk dapat mengisi dua tabung gasnya.

 

langsung di agen dengan membawa dua tabung gas melon untuk mendapatkan gas elpiji.

 

“Saya tadi sudah mutar-mutar pasar cuma tidak dapat, jadi saya ke SPBU, tapi juga belum ada, habis semua. Ini saja kita masih menunggu gasnya datang,” katanya.

 

Rosmiati mengaku tak tahu apa sebabnya, yang pasti dia melihat banyak yang menyetok gas di rumah karena takut kehabisan.

 

“Saya berharap Pertamina menambah pasokan gas elpiji ke Mempawah untuk menanggulangi masalah kelangkaan yang terjadi setiap menjelang Ramadhan,” ujarnya.

 

Manager Lapangan SPBU Desa Pasir, Dwi Suharyanto mengatakan, pihaknya siap mengusulkan penambahan pasokan gas elpiji jika terjadi kelangkaan.

 

“Terkait kelangkaan yang terjadi, jika memang stoknya habis atau bagaimana kita akan melaporkan ke Pertamina untuk memberikan penambahan pasokan,” ujarnya.

 

Penambahan pasokan gas elpiji bersubsidi tidak bisa dilakukan begitu saja, harus ada prosedur yang dilakukan.

 

“Karena prosedurnya memang seperti itu, kita harus melapor dulu, bahwa misal penjualan hari ini 140 tabung sampai sore habis. Selama bulan puasa di Kabupaten Mempawah biasanya tidak ada terjadi kelangkaan,” tuturnya.

 

Yanto menjelaskan, untuk gas elpiji ukuran tiga kilogram yang bersubsidi saat ini masih belum ditambah, stoknya masih seperti biasa 140 tabung sekali pengiriman dan dalam sepekan ada dua kali pengiriman.

 

“Untuk jadwal pengiriman itu hari Selasa dan Jumat, selama bulan Ramadan ini belum ada penambahan, biasanya penambahan dilakukan di hari-hari besar seperti Imlek, Idul Fitri, Natal dan sebagainya,” ungkapnya.

 

Ia menjelaskan, untuk harga di pangkalan SPBU Desa Pasir Rp16.500 per tabung, dan masyarakat yang datang maksimal membawa dua tabung saja karena untuk rumah tangga.

 

“Kalau untuk pengecer itu tidak kita kasih lebih dari dua, cuma tidak tahulah apakah mereka membohongi kita,” pungkasnya.

 

Laporan : Sairi

Editor : Indra