Garda Terdepan dan Benteng Terakhir NKRI

Pangdam XII Tanjungpura Resmikan Yonif 645/GTY

RESMIKAN YONIF. Pangdam XII Tanjungpura Mayjend TNI Achmad Supriyadi didampingi Bupati Sambas H Atbah Romin Suhaili Lc, dan Kajari Sambas Ichwan Effendi SH meresmikan terbentuknya Batalyon Infanteri (Yonif) 645/Gardatama Yudha (GTY) Brigade Infanteri 19/Khatulistiwa, Kamis (6/12) di Markas Yonif 645/GTY, Sambas. Sairi/Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Sambas-RK. Kabupaten Sambas sangat strategis dari sisi pertahanan dan keamanan negara. Eksistensi sebagai garda terdepan dan benteng terakhir Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibuktikan dengan Upacara Peresmian Batalyon Infanteri (Yonif) 645/Gardatama Yudha (GTY) Brigade Infanteri 19/Khatulistiwa, Kamis (6/12).

Pangdam XII/Tanjungpura, Mayjend TNI Achmad Supriyadi berharap, dibentuknya Yonif 645/GTY akan memperkuat kemampuan TNI menghadapi ancaman dan tantangan masa depan. “Diharapkan mampu mengatasi berbagai persoalan, pembangunan kekuatan pokok untuk mewujudkan kemantapan dan kesiapsiagaan operasional, serta diharapkan menghasilkan satuan-satuan yang lebih efektif dan efisien dalam mendukung tugas pokok Kodam XII/Tanjungpura,” ungkapnya di Markas Yonif 645/GTY, Sambas.

Mayjend TNI Achmad Supriyadi mejelasakan, Yonif 645/GTY sebagai implementasi perencanaan strategis dalam pembangunan kemampuan, guna menghadapi berbagai kemungkinan ancaman dan kontinjensi yang dapat terjadi di wilayah perbatasan. “TNI membentuk Batalyon Infanteri 645 Gardatama Yudha yang berkedudukan di Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat, yang berarti sebagai pasukan pelindung atau penjaga terdepan dalam pertempuran atau peperangan, dalam menjaga keutuhan wilayah NKRI dengan semboyan ‘Garda Terdepan dan Benteng Terakhir NKRI,” tuturnya.

Yonif 645/GTY merupakan satuan tempur Kodam XII/Tanjungpura di bawah komando Brigade Infanteri 19/Khatulistiwa. Oleh karena itu, peresmian Yonif 645/GTY merupakan perkembangan kekuatan dalam rangka menjaga kedaulatan NKRI. “Khususnya di wilayah Kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia,” tutupnya.

Ditempat yang sama, Bupati Sambas, H Atbah Ronin Suhaili Lc mengungkapkan, kehadiran Yonif 645/GTY akan banyak memberikan manfaat bagi Kabupaten Sambas. “Manfaat yang paling jelas adalah bahwa, kehadiran Yonif 645/GTY ini memastikan Kabupaten Sambas adalah wilayah yang sangat strategis dari sisi pertahanan dan keamanan negara,” tuturnya

Sehingga pembangunan Kabupaten Sambas kedepan, tidak hanya memandang aspek lokal. Kedua, perspektif pembangunan di Kabupaten Sambas bukan hanya pembangunan dengan skala lokal nasional, namun juga aspek internasional. “Kita sebagai wilayah perbatasan adalah garda terdepan RI,” jelasnya.

Kehadiran TNI, kata Bupati, tak hanya akan memberi dampak rasa aman, namun juga memunculkan multiplyer effect lainnya. “Ini memberikan makna yang jelas, bahwa Sambas dijaga TNI dalam konteks wilayah perbatasan dan garda depan NKRI. Jadi hal yang tidak diinginkan seperti gangguan keamanan  dan pertahanan, menjadi bagian dari yang telah dipersiapkan TNI untuk mengantisipasinya,” paparnya.

Selain itu, kehadiran pasukan yang banyak akan berdampak pada aman, nyaman dan tenteramnya Sambas. “Tentunya berefek pada peningkatan ekonomi, perputaran uang yang akan meningkat di Sambas,” tuturnya.

Atbah menegaskan, Kabupaten Sambas bertekad untuk menjalin komunikasi dan bekerjasama dengan baik dengan TNI. “Saya yakin bahwa TNI sangat memahami apa yang menjadi tugas mereka dalam konteks perbatasan, akan tetapi ada hal dalam konteks learifan lokal kita akan terus bermitra, ada hal yang tentu dalam konteks intelijen dan menurut mereka itu sudah terekam dengan baik, tapi mungkin memang banyak hal yang perlu dikomunikasikan,” ucapnya.

Bupati berharap, kerjasama dan koordinasi bersama TNI akan selalu baik, sehingga ketahanan NKRI akan semakin kuat. “Terpenting adalah komunikasi dan kerjasama ini berjalan dengan baik. Saya siap untuk bekerjasama, karena mereka adalah bagian dari rakyat yang manunggal dengan rakyat, dan bertugas di perbatasan mempertahankan NKRI,” pungkasnya.

Reporter: Sairi

Editor: Yuni Kurniyanto‎