eQuator.co.id – Pontianak-RK. Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH MHum tidak setuju aksi sosial yang dilakukan dengan cara meminta sumbangan di perempatan lampu merah. Tindakan semacam itu, justru akan merusak citra Kota Pontianak.
Hal itu disampaikan Sutarmidji ketika melihat sekelompok mahasiswa yang melakukan penggalangan dana untuk membantu salah satu anak penderita gizi buruk baru-baru ini di salah satu perempatan traffic light. Para mahasiswa terlihat menghampiri para pengendara yang berhenti saat lampu merah menyala dan menyodorkan kotak sumbangan kepada pengendara.
“Pemerintah Kota Pontianak sudah menyediakan fasilitas kesehatan gratis di puskesmas-puskesmas. Apalagi ketika mahasiswa itu ditanya, mereka sendiri tidak tahu alamat anak yang mereka galang sumbangannya. Nah, bagusnya dari pada meminta sumbangan di perempatan lampu merah, lebih baik bawa anak itu ke puskesmas, itu tindakan yang lebih bagus,” katanya saat kegiatan Pawai Ta’ruf menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1438 Hijriyah, Minggu (2/10) di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.
Terlepas dari tindakan sosialnya, pria yang karib disapa Midji ini menganggap anak yang menyandang gizi buruk itu merupakan kesalahan orangtuanya sendiri, karena sengaja membiarkan anaknya tidak ditangani ke puskesmas. Karena menurutnya, layanan kesehatan yang ada saat ini, bila ada anak yang mengalami gizi buruk akan segera ditangani oleh puskesmas dengan memberi susu, makanan tambahan dan lain sebagainya untuk memulihkan gizi anak tersebut. Bahkan, Puskesmas di Kelurahan Dalam Bugis, katanya, sudah ditetapkan sebagai rawat inap bagi penyandang gizi buruk.
“Kalau sudah demikian, yang salah orangtuanya karena sengaja membiarkan anaknya tidak ditangani padahal ada puskesmas. Kalau pun yang bersangkutan tidak memiliki fasilitas BPJS, tapi puskesmas kan gratis,” jelasnya.
Tak mau warganya kesulitan, Midji menegaskan kepada para RT maupun masyarakat yang menemukan warganya menyandang gizi buruk, supaya segera membawa ke puskesmas terdekat atau RSUD Kota Pontianak untuk ditangani.
“Saya tak mau yang begini masih terjadi di Kota Pontianak,” tegas Midji.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Arman Hairiadi