Gadis Australia Doyan Bubur Paddas

Mengenal Budaya dan Kehidupan Warga Kalbar

BELAJAR BUDAYA. Sebanyak 36 pemuda asal Indonesia dan Australia berkumpul di Aula Bappeda Kota Pontianak, sebelum mengenal budaya dan kehidupan warga Kota Pontianak, Sabtu (16/1). IST

Gusnadi, Pontianak

Mempelajari budaya lokal dalam program petukaran budaya, 36 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia dan Australia datang ke Kota Pontianak. Mereka nantinya akan dibina tua asuh atau disebut house family (housefam).

“Terdiri dari 18 asal Indonesia dan 18 dari Australia. Masing-masing housefam akan menjadi orang tua asuh untuk dua pemuda, terdiri dari seorang dari Indoensia dan Australia,” ujar Firyanta, Kabid Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Pontianak di aula Abdul Muis Kantor Bappeda Kota Pontianak, Sabtu (16/1).

Masing-masing housefam memberikan arahan, agar mereka lebih mengenal dengan dekat kehidupan sosial dan budaya masyarakat di Bumi Khatulistiwa. “Ini merupakan program pemerintah pusat, terdiri dari dua fase, yakni pedesaan dan perkotaan,” paparnya.

Kedatangan 36 pemuda ini ke Kota Pontianak, merupakan bagian dari perjalanan mengenal budaya dan kehidupan sosial di Kalbar. Sebelumnya mereka mengenal budaya di Kabupaten Sambas.

Selama di Sambas, mereka banyak diprogramkan membaur dengan masyarakat di sana. “Hari ini mereka tiba di Kota Pontianak untuk mulai mengenal kultur budaya masyarakat di sini,” ujar Firyanta.

Sebaliknya, nanti giliran pemuda Kota Pontianak yang akan diperkenalkan dengan budaya daerah Indonesia lainnya, serta budaya di Australia. “Selama di Pontianak, mereka akan beradaptasi dan bersosiailisasi dengan masyarakat setempat,” tuturnya.

Untuk mengetahui sistem pemerintahan di Kota Pontianak, 36 pemuda ini juga akan mengikuti program magang di beberapa instansi yang sudah ditentukan. “Bidangnya seperti industri, hukum, pemasaran dan lainnya, sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka,” ungkap Firyanta.

Para pemuda ini akan menetap di rumah orang tua asuh yang sudah ditentukan. Sedangkan housefam itu sebelumnya sudah diseleksi berdasarkan kriteria, khususnya keluarga yang siap menyediakan tempat tinggal bagi mereka. “Para orang tua asuh ini dari berbagai profesi, seperti dosen, guru, ibu rumah tangga, dan karyawan swasta,” jelas Firyanta.

Seorang gadis asal Canbera, Australia, Anna, mengatakan, semenjak menginjakkan kakinya di Indoensia, khususnya Kalbar, dia semakin mengenal ragam budaya dan kehidupan warga Indonesia.

Kedatangan gadis 22 tahun ini untuk yang ketiga kalinya di Indonesia. Dia bukan hanya mengenal budaya, tetapi juga kuliner khas Indonesia dan mempelajarinya. Bahkan ia tidak terlalu mempermasalahkan dengan kondisi cuaca relatif panas, dibandingkan dengan negara asalnya. “Saya sudah terbisa dengan cuaca panas di sini,” kata Anna.

Dia menceritakan, saat berada di Kabupaten Sambas selama satu bulan terkahir, terdapat satu makan yang tidak pernah ditemui di daerah asalnya serta daerah lain. Makanan tersebut adalah bubur pedas yang kaya akan campuran sayuran dalam pembuatannya.

“Selama di Sambas, kami berkunjung ke Keraton Sambas, pantai, belajar lagu daerah, serta berbagai kegiatan lainnya. Kalau makanan yang buat saya terkesan, adalah bubur pedas. Saya suka bubur pedas, karena sehat dan banyak sayurnya,” ungkapnya. (*)

Editor: Hamka Saptono