Filariasis

eQuator – Kabupaten Ketapang termasuk daerah endemis Penyakit Kaki Gajah (Filariasis), penyakit di saluran kelenjar limfa (getah bening) yang disebabkan berbagai jenis nyamuk yang mengandung larva (microfilariasis).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Ketapang, sepanjang 2015 terdapat 38 kasus filariasis yang tersebar di beberapa kecamatan, 13 kasus di antaranya sudah masuk kategori kronis.

Penderita filariasis yang masuk kategori kronis tersebut terdapat di lima kecamatan, yakni Matan Hilir Utara, Delta Pawan, Muara Pawan, Nanga Tayap dan Marau.

Mereka sudah diperiksa Dinas Kesehatan Ketapang. Perubahan fisiknya atau kecacatan akibat filariasis sudah dipantau. Jika sifatnya permanen, maka mau tidak mau harus dioperasi.

Jumlah kasus filariasis tersebut yang terungkap lantaran terlihat secara kasat mata. Tidak menutup kemungkinan masih banyak lagi penderita lainnya. Pasalnya, dari sampel darah 100 warga, seperempatnya (25 warga) mengandung cacing filaria.

Untuk menanggulangi filariasis tersebut, Dinas Kesehatan Ketapang berupaya membunuh cacing-cacing filaria di dalam tubuh penderita. Di antaranya dengan pemberian obat Diethyl Carbamazine Citrate (DEC) dan Albendazole.

Obat tersebut bukan hanya diberikan kepada warga yang di tubuhnya sudah terbukti ada cacing filaria, tetapi seluruh warga Ketapang. Programnya disebut Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) Filariasis, saat ini sedang berjalan.

Masyarakat Ketapang yang berusia dua hingga 75 tahun wajib minum obat tersebut. Hanya orang sakit dan wanita hamil yang diperbolehkan menunda minum obat tersebut.

Masyarakat tidak perlu takut meminum obat untuk membunuh cacing filaria tersebut. Demi terhindar dari filariasis. Lagi pula obatnya gratis, sehingga tidak ada alasan untuk tidak meminumnya.

POMP Filariasis ini dilakukan Dinas Kesehatan Ketapang untuk memutus mata rantai penyakit kaki gajah tersebut. Sehingga Indonesia, khususnya Ketapang terbebas dari penyakit tersebut pada 2020 mendatang, sesuai yang ditargetkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Masyarakat juga diimbau untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, terutama di dalam rumah. Lantaran salah satu penyebab menularnya filariasis itu dikarenakan lingkungan yang kotor.

Tidak kalah penting, masyarakat harus mengetahui gejala tahap awal filariasis agar dapat segera berobat ke fasilitas kesehatan, yakni demam berulang lebih dari satu hingga dua kali setiap bulan bila bekerja berat.

Tetapi demam tersebut dapat sembuh tanpa diobati. Kemudian timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipatan paha atau ketiak tanpa ada luka, terjadi pembengkakan pada kaki, tangan, skrotum dan sebagainya.

Adapun gejala pada tahap lanjut dari filariasis ini, terjadi pembesaran pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara, atau alat kelamin wanita dan lama-kelamaan pembesaran tersebut menjadi cacat menetap. Kalau sudah seperti ini sulit diobati. (Jaidi Chandra)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.