Enggan Angkat Kaki dari ‘Surga’

PEMUKIMAN EKS GAFATAR. Barak mantan Gafatar di Desa Sukamaju, Kecamatan Muara Pawan, Ketapang, Kamis (21/1). JAIDI CHANDRA

Ratusan anggota eks Gafatar yang berada di Desa Sukamaju, Kecamatan Muara Pawan, Kabupaten Ketapang, masih beraktivitas seperti biasanya, meski hanya tersisa empat hari dari batas waktu (deadline), 26 Januari 2016, yang diberikan pemerintah setempat untuk mereka angkat kaki dari sana.

Jaidi Chandra, Ketapang

 

M. Syopian
M. Syopian

Mereka mengaku akan tetap bertahan karena tidak tahu harus kemana lagi. Seperti pengakuan eks Gafatar dari kabupaten lainnya, mereka sudah tidak punya apa-apa di kampung halaman.

“Masih adakah suku bangsa yang mau menerima kami ini?,” ungkap M. Syopian, Koordinator eks Gafatar Desa Sukamaju, di kediamannya, Kamis (21/1).

Pria asal Kelurahan Tangakahan, Kecamatan Medan Laburan, Sumatera Utara, itu sudah menjual semua harta bendanya untuk memulai hidup baru di Ketapang. “Lahan sudah menyempit di sana, tanah dan air sudah terkontaminasi. Kami menganggap Ketapang seperti surga,” ujarnya.

Ayah anak tiga ini tiba di Ketapang bersama keluarganya pada 20 November 2015. Ia tidak sendiri, bersama 287 jiwa atau 62 Kepala Keluarga ikut pindah ke sana. Mereka menempati dua hamparan lahan yang dibeli dari masyarakat setempat.

‘’Kami datang bertahap, tidak sekaligus secara rombongan,” ucap Syopian.

Pada 26 Januari ini, Pemkab Ketapang meminta mereka angkat kaki. Syopian mengaku pasrah. “Pada 12 Januari lalu kami telah membuat kesepakatan di pemerintahan desa yang dihadiri Muspida dan Muspika. Dari 12 poin kesepakatan itu, sampai detik ini tidak satupun yang kami langgar,” tukasnya.

Sarjana Teknologi itu meminta Pemkab Ketapang memberikan waktu bagi mereka untuk membuktikan bahwa kelompoknya bisa membangun Ketapang terutama di sektor ketahanan pangan. “Mohon berdayakanlah anak bangsa sendiri, tak perlu mendatangkan dari luar. Kami ini aset,” terang Syopian.

Senada, eks Gafatar lainnya, Siswanto. “Kami tidak bisa membuktikan jika waktu yang diberikan kepada kami hanya satu minggu. Berikan kami waktu dan akan kami buktikan kalau kami tidak akan melanggar kesepakatan itu,” ungkap pria 41 tahun ini.

Ia juga mengaku akan tetap bertahan sekalipun diusir. Sebab, telah meneken kesepakatan.(*)