eQuator.co.id – SANGGAU-RK. Penantian energi listrik bertahun lamanya akhirnya terealisasi. Warga Desa Mandong, Kecamatan Tayan Hulu, Kabupaten Sanggau kini bakal menikmati listrik. Desa tersebut bersiap terang benderang.
Hal tersebut ditandai dengan ground breaking proyek kelistrikan desa tahun 2019 yang dilakukan secara simbolis oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, Syarif Kamaruzaman, Senin (20/5). Masyarakat setempat pun menyambut antusias proyek ini.
Kepala Dusun Tuan, Sapanus Jiron menyebutkan banyak perjuangan masyarakat untuk memperoleh penerangan layaknya masyarakat lainnya.
“Kami sudah mengajukan delapan kali, enam kali saya ke Pontianak ke kantor PLN melakukan pengajuan, dan pada akhirnya hari ini penantian kami terjawab dan direspon oleh pihak terkait,” ungkapnya
Sebelumnya kata Sapanus, masyarakat setempat memperoleh penerangan dengan menggunakan genset. Meskipun begitu, warga tidak menggunakan pencahayaan secara penuh mengingat biaya yang dikeluarkan khususnya BBM untuk menyalakan genset cukup tinggi.
“Setiap masing-masing rumah menggunakan genset mulai dari jam 18.00-21.00 WIB, dimana dengan waktu tersebut kita harus merogoh uang sebesar Rp30 ribu untuk beli minyak mesin genset,” katanya.
Dengan perencanaan pembangunan listrik di desanya tersebut, Japanus mengatakan, pihaknya sangat antusias dan mendukung baik pihak PLN dan pemerintah yang telah merespon pengajuan listrik.
“Kita sangat mendukung dan menyambut baik adanya pembangunan listrik ini. Bahkan kami juga ikut membantu dalam proses pengerjaannya, kita juga upayakan tidak ada keributan selam proses berlangsung, seperti yang disampaikan oleh bupati,” tuturnya.
General Manager PLN UIW Kalbar, Agung Murdifi memaparkan, tahun ini PLN akan melistriki 60 desa dan dusun yang tersebar di 12 kabupaten. Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang akan dibangun sepanjang 359,10 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 221 kms, dan membangun gardu distribusi berkapasitas 9.625 kVA, dengan total anggaran sebesar Rp130 miliar.
“Insyaallah kami akan melakukan penyalaan listrik sebanyak 13.169 rumah,” ungkapnya.
Ia memaparkan, sepanjang tahun 2018 lalu, pihaknya telah melakukan pembangunan dan perluasan jaringan listrik di 35 lokasi desa. Dengan JTM sepanjang 209,80 kms, JTR sepanjang 86,17 kms, serta membangun gardu distribusi berkapasitas 4.825 kVA. Di tahun 2018 lalu PLN berhasil melakukan penyalaan listrik sebanyak 5.678 rumah, dengan total anggaran sebesar Rp67 miliar.
“Upaya ini kami lakukan sebagai wujud komitmen kami untuk terus meningkatkan rasio elektrifikasi di Kalbar. Sehingga akan semakin banyak warga desa yang bisa menikmati listrik,” terangnya.
Dari total 2.130 desa yang ada di Kalbar, sudah ada 1.515 desa yang dilistriki oleh PLN, 174 desa berlistrik non PLN, hingga April 2019 rasio desa berlistrik di Kalbar mencapai 79,25 persen.
Dia menyebutkan, ground breaking proyek kelistrikan desa (lisdes) ini adalah upaya melistriki masyarakat desa telah dilakukan oleh PLN baik dari sisi pembangkit jaringan transmisi dan distribusi. Ia berharap dengan pembangunan infrastruktur kelistrikan ini dapat meningkatkan indeks desa membangun setiap tahunnya.
“Serta mendukung perwujudan desa berlistrik di Kalbar,” pungkasnya.
Agung menyebutkan, seluruh material menyangkut pelaksana pekerjaan sudah tersedia. Sebagian sudah dikirim ke lokasi desa yang bersangkutan. Kondisi sarana transportasi yang kurang kondusif di beberapa daerah menjadi kendala utama saat proses pengangkutan material.
Khusus Desa Mandong, terdapat tiga dusun yang akan dilistriki. Diantaranya Dusun Terindak, Dusun Empayan dan Dusun Tuan. Dengan panjang Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang akan dibangun sepanjang 7,225 kms, Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 2,024 kms, dan gardu distribusi berkapasitas kVA. Dengan adanya pembangunan dan perluasan jaringan ini nantinya PLN akan melakukan penyambungan 171 rumah warga.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, Syarif Kamaruzaman menyebutkan, upaya melistriki masyarakat telah dilakukan oleh PLN baik di sisi pembangkit, jaringan transmisi dan distribusi.
“Saya berharap pembangunan infrastruktur kelistrikan di Kalbar dapat meningkatkan indeks desa membangun tiap tahunnya, serta mendukung perwujudan desa berlistrik di Kalbar,” ungkapnya.
Kades Mandong, Andreas mengungkapkan keberadaan listrik yang akan masuk ke desanya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat. Banyak aktivitas usaha warga yang dapat dilakukan tanpa harus tergantung dengan waktu.
Desa Mandong sendiri berjarak lebih kurang 7 km dari jalan provinsi di Desa Sosok. Beberapa dusun di desa ini sebelumnya sudah berlistrik, sementara sisanya akan segera terlistriki melalui program proyek Lisdes 2019 ini.
“Kami menyambut baik upaya PLN untuk segera melistriki beberapa dusun yang ada di Desa Mandong ini. Selama ini warga menggunakan genset untuk penerangan di rumah, itupun terbatas hanya beberapa jam saja,” katanya.
Sementara yang dikeluarkan untuk biayanya sekitar Rp700 ribu hingga Rp800 ribu per bulan untuk membeli BBM. Angka ini cukup besar untuk ukuran warga desa, belum lagi biaya perbaikannya jika sesekali terjadi kerusakan.
“Atas nama warga, kami mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah lewat PLN yang kelak akan membuat desa kami terang benderang,” tutupnya.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra