eQuator.co.id – MANCHESTER-RK. Pertemuan Manchester City dan Liverpool di matchweek 21 memiliki atmosfer laga final. Kalau City menang, meski tak akan menggusur Liverpool di puncak klasemen, setidaknya margin poin kedua tim yang ada di posisi teratas Premier League itu jadi lebih pendek. Dari tujuh angka saat ini (54-47) menjadi empat angka saja.
Setelah bermain seri tanpa gol di Anfield (7/10), dini hari nanti (4/1) giliran City yang menjamu Liverpool di City of Manchester Stadium (siaran langsung RCTI/beIN Sports pukul 03.00 WIB).
Musim lalu, City ‘menghajar’ Liverpool di kandang dengan skor 5-0 (9/9/2017). Laga yang kemudian menjadi salah satu margin kemenangan terbesar The Citizens di kandang itu diwarnai kartu merah untuk penyerang Liverpool Sadio Mane di menit ke-37. Mane melanggar dengan keras kiper City Ederson.
Pelatih City Pep Guardiola kepada BBC kemarin (2/1) mengatakan para pemainnya masih percaya jika mereka bisa meraih gelar back-to-back. Satu capaian prestisius yang terakhir kali dilakukan pelatih legendari Manchester United Sir Alex Ferguson 2012-2013 lalu.
“Mengapa saya tak bisa percaya kepada mereka (pemain City, red.). Tengok saja apa yang sudah mereka lakukan dalam 15-16 bulan dan mereka sungguh pahlawan buat saya,” ucap Guardiola. Tentu pemecahan 11 rekor Premier League yang dicapai City musim 2017-2018 lalu sangat sensasional. Misal kalkulasi total poin, margin poin dengan runner-up, paling banyak menang, paling banyak gol, jumlah menang di laga tandang, dan streak menang.
City lengser ke posisi runner-up setelah pada matchweek 16 takluk oleh Chelsea dengan skor 0-2 (8/12). Mimpi buruk itu berlanjut ketika Vincent Kompany dkk secara mengejutkan kalah beruntun oleh tim di luar enam besar. Masing-masing 2-3 dari Crystal Palace (22/12) kemudian 1-2 oleh Leicester City (26/12).
“Seandainya kami kalah lagi, tak ada yang berubah dengan kebiasaan kami. Kami akan menganalisis mengapa kami kalah dan menjadikannya rujukan laga selanjutnya,” kata Guardiola.
Menuju laga ini, City menyandang predikat tim dengan unit serangan terbaik. Sudah 54 gol dicetak diantara 20 matchweek. Sedangkan Liverpool merupakan tim yang memiliki pertahanan terbaik dengan hanya kebobolan delapan gol.
Gelandang City Bernardo Silva kepada ESPN kemarin mengakui jika beban lebih besar ada di pundak timnya. Slogan lebih mudah merebut daripada mempertahankan dirasakan benar oleh pemain timnas Portugal itu.
“Jika kami tak menang kali ini maka akan semakin susah bagi kami mengejar poin mereka. Itulah yang akan coba kami lakukan, memindahkan tekanan kami kepada mereka,” tutur Bernardo.
Menuju pertandingan ini, kondisi Kevin De Bruyne masih tanda tanya. Setelah digantikan menit ke-70 lawan Leicester, De Bruyne mengalami cedera di otot ligamen lutut kiri. Kemudian City juga kehilangan Fabian Delph yang hukuman kartu merah.
Sedangkan pelatih Liverpool Juergen Klopp seperti ditulis Daily Mail menolak analogi soal status timnya yang bertengger di puncak klasemen. Apakah timnya disebut sebagai ‘pemburu atau ‘target buruan’ dengan City, sang juara bertahan.
“Kami hanyalah sebuah tim yang ingin menjalani musim yang baik dalam lintasan hidup kami. Kami harus berlatih, bertanding, dan berjuang sekuat mungkin buat musim ini,” ujar Klopp.
Pelatih 51 tahun tersebut mengatakan beban Liverpool lebih besar karena mereka saat ini menjadi satu-satunya tim yang belum kalah. Dan ke-19 tim lain di Premier League berlomba-lomba menjegal mereka agar kalah.
Walau memiliki rekor bagus dalam perjumpaan lawan Guardiola, delapan menang, dua seri, dan lima kalah, hal itu bukan langsung jadi patokan. Sebab yang dihadapi Klopp ini adalah pelatih jenius yang sudah memenangi 24 trofi, termasuk dua Si Kuping Besar, dalam 11 tahun karir kepelatihannya. (Jawa Pos/JPG)