-ads-
Home Features Dua Kilogram Sampah Dibarter Ngenet Lima Jam

Dua Kilogram Sampah Dibarter Ngenet Lima Jam

Uniknya BUMDes di Dasan Lekong

BUMDes LANGKA. Dua pelajar menggunakan internet di Bank Sampah BUMDes Inges, Desa Dasan Lekong, Lombok Timur. Lombok Pos Photo

Banyak cara dilakukan warga dalam mengelola sampah. Mereka yang sadar terus mencari cara agar warga lain ikut menjaga kebersihan. Salah satunya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dasan Lekong, Kecamatan Sukamulia, Kabupaten Lombok Timur. Sampah di sana bisa ditukar menjadi paket data internet.

SIRTUPILLAILI, Lombok Timur

eQuator.co.id – Warga Desa Dasan Lekong kini tidak perlu susah membeli paket data internet. Bila tidak punya uang, mereka bisa tetap menikmati layanan data internet. Caranya, cukup tukarkan sampah ke bank sampah, maka paket data sudah bisa dinikmati. Baik untuk sekadar chating, main media sosial, nonton Youtube, hingga baca berita.

-ads-

Tapi itu hanya anda bisa dapatkan di Desa Dasan Lekong, Lombok Timur. Warga di desa ini membuat inovasi untuk menarik minat warga lain dalam mengelola sampah.

Tidak heran, warga di desa ini mulai berlomba mengumpulkan sampah untuk ditukar dengan voucer internet. Sebagian besar merupakan pelajar.

Dengan sampah 2 kilogram (Kg), warga sudah bisa menikmati voucher internet selama lima jam. Kepala Desa Dasan Lekong Lalu Muhamad Rajabul Akbar menjelaskan, cara itu dilakukan untuk menumbuhkan kepedulian warga untuk menjaga kebersihan desanya.

Kini semakin banyak anak muda mengumpulkan sampah dan menukarnya dengan paket data. Untuk mendukung program internet sampah, mereka secara khusus mengalokasikan dana Rp 25 juta dari APBDes. Mereka memasang antena relay wifi untuk memperkuat jaringan di beberapa dusun, sehingga jangkauan internet semakin luas.

Pria yang dilantik sebagai kades sejak 2018 itu menjelaskan, usaha internet desa adalah bagian usaha unit multimedia untuk menunjang program bebas sampah, yang jadi program unggulannya. “Sebelum menjadi Kades saya sudah punya niat, kalau terpilih saya menjadikan Dasan Lekong bebas sampah,” ungkap pria yang akrab di sapa Akbar itu.

Kini dia mulai mewujudkan janjinya. Langkah awal, dia mengumpulkan semua elemen masyarakat yang berkomitmen mensukseskan program bebas sampah.

Mereka terus mencari terobosan untuk mempercantik desa. Tidak tanggung-tanggung, dia mengalokasikan dana hingga Rp 300 juta untuk penanganan sampah melalui Bank Sampah Inges. Pengelolaannya di bawah kendali BUMDes.

Dia dan timnya terus memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mengubah pola pikir dan kebiasaan membuang sampah sembarangan. Dia juga memberikan pemahaman tentang cara memilah sampah organik dan nonorganik.

“Kami bersihkan lingkungan melalui musala dan rumah warga ,” ujarnya.

Pemerintah desa juga membeli lima unit motor roda tiga untuk menjemput sampah di setiap rumah masyarakat. Dengan upaya-upaya itu, Desa Dasan Lekong yang awalnya kotor secara perlahan berbenah.

Namun upaya itu belum selesai. Tantangan dan hambatannya masih banyak. Kerja keras dari semua pihak menurutnya sangat penting. Karena itu dia melibatkan berbagai pihak, seperti karang taruna dan pegiat lingkungan di desa itu.

Kerja keras itu mulai membuahkan hasil. Desa Dasan Lekong  menjadi desa terbersih di Lombok Timur dan menjadi proyek percontohan.

BUMDes Inges mengembangkan tiga unit usaha. Antara lain Unit Multimedia, Unit Ekonomi Kreatif dan Unit Bank Sampah. Program unggulan BUMDes terintegrasi dan saling berhubungan.

”Program bebas sampah desa kami sejalan dengan program zero waste gubernur,” katanya. (Lombok Pos/JPG)

Exit mobile version