eQuator – Sekadau-RK. Lantaran kekurangan dokter spesialis, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sekadau pun berinisiatif menguliahkan dokter umum untuk menjadi dokter spesialis. Tahun ini, dua dokter umum dulu.
“Sistemnya, dokter umum yang kita kuliahkan itu akan menjalani ikatan dinas dengan Pemkab Sekadau. Anggaran untuk biaya kuliah mereka sudah dimasukkan dalam APBD. Tahun ini anggarannya Rp200 juta,” ujar Henri Alpius SKep, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Sekadau kepada Rakyat Kalbar via selular, Minggu (24/1).
Guna memuluskan langkah tersebut, Pemkab Sekadau sejak beberapa tahun terakhir sudah membuat Nota Kesepahaman (MoU) dengan Fakultas Kedokteran (FK), Universitas Hasanudin (Unhas) Makasar. MoU berisi percepatan pengadaan dokter spesialis itu kini sudah diperbaharui lagi, Jumat (22/1).
MoU ini ditandatangani tim dari Pemkab Sekadau bersama FK Unhas. Dari Sekadau ada Sekda, Drs Yohanes Jhon MM, Kepala BKD, Dinas Kesehatan, jajaran direksi RSUD dan sejumlah pejabat terkait lainnya. Sementara dari Unhas dihadiri Dekan FK Unhas, direktur program dan jajarannya.
Dalam MoU terbaru itu, juga disinggung masalah perkuliahan dokter spesialis asal Sekadau. Tahun ajaran ini, FK Unhas Makasar akan menerima dokter umum asal Sekadau untuk kuliah mengambil spesialis di sana.
Sejauh ini, masalah dokter spesialis memang sering menjadi hambatan dalam memberikan pelayanan di Sekadau, khususnya di RSUD Sekadau. Beberapa tahun terakhir, Pemkab Sekadau hanya mendapatkan dokter spesialis bantuan dari Unhas Makasar dan Kementerian Kesehatan RI.
“Untuk mengisi kekurangan dokter spesialis selama dokter umum kita kuliah, FK Unhas Makassar tetap akan mengirimkan dokter spesialis residen mereka. Saat ini dokter spesialis dasar kita sudah ada enam orang, yakni bedah, anak, kandungan, dalam, anastesi, dan pathology klinik,” tukas Henri. (bdu)