Meski memiliki keterbatasan, sejumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Sekadau tetap semangat memberikan hak suaranya, Rabu (17/4) lalu. Mereka antusias, walau harus bersusah payah menuju tempat pemungutan suara (TPS).
Abdu Syukri, Sekadau
eQuator.co.id – Saat Hermanto, salah satu penyandang disabilitas rela berjalan ratusan meter untuk menuju TPS 03, tempatnya menyalurkan hak suara. TPS itu berada di gedung SDN Nomor 02, Desa Mungguk, Kecamatan Sekadau Hilir.
Menggunakan baju berwarna putih berkotak, dipadu dengan celana jeans dan topi, pria yang mengalami kebutaan itu berangkat menuju TPS sekitar pukul 10.30 WIB. Ia dituntun oleh Budi Santoso, rekannya sesama penyandang disabilitas.
Budi yang mengidap kelumpuhan pada bagian tangan kanannya, merupakan Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Sekadau. Kebetulan, rumah Budi dan Saat berdekatan.
Selain Budi, beberapa warga lain juga ikut mengiringi mereka. Bahkan Briptu Anissa, salah seorang Polwan Polres Sekadau yang bertugas melakukan pengamanan di TPS tersebut, juga ikut membantu ketika Budi dan Saat menuju lokasi pencoblosan.
Begitu tiba di lokasi, mereka mendaftarkan diri kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Setelah menunggu sekitar 10 menit, Saat dipersilakan untuk memberikan hak suaranya.
Setelah menerima surat suara, Saat menuju bilik pencoblosan masih didampingi Budi. Bahkan untuk pencoblosan surat suara, Saat harus dibantu Budi dan petugas KPPS.
Saat mengaku senang bisa mengikuti proses pencoblosan dalam pemilu kali ini. Ia berterimkasih kepada semua pihak yang sudah membantunya. Saat berharap, proses pemilu berjalan aman dan lancar. “Semoga aman dan lancar,” ujar Saat.
Saat berdoa agar kedepan Indonesia semakin baik. Ia juga berharap, pemerintah lebih memperhatikan nasib para penyandang disabilitas. “Perhatikan nasib kami kaum difabel ini,” ulasnya.
Ketua PPDI Kabupaten Sekadau, Budi Santoso juga bersyukur bisa mengikuti proses pemilu. Dia mengapresiasi penyelenggaran pemilu, karena tahun ini kaum difabel di Sekadau yang jumlahnya lebih dari 1.332 orang bisa ikut memilih. “Jumlah kita lebih dari seribu orang dan kebanyakan sudah terdaftar,” ujar Budi.
Budi mengakui, pemilu kali ini sudah lebih baik dalam mengakomodir kaum difabel. Kendati demikian, Budi berharap, agar ada perhatian ekstra terhadap para penyandang disabilitas saat pencoblosan.
Salah satu yang paling penting, kertas suara boiler untuk penyandang disabilitas. “Kesulitan kita tidak ada surat suara khusus, terutama kepada teman-teman yang tidak bisa melihat,” tukasnya.
Selain ikut mencoblos, kaum difabel juga dilibatkan dalam penyelenggara pemilu. Salah satunya, Ketua KPPS TPS 022, Desa Mungguk yang mengalami gangguan motorik pada kaki kirinya.
Editor: Yuni Kurniyanto