eQuator.co.id – Sekadau-RK. Dilindas truk, warga Kampung Tebal, Desa Sungai Ringin, Sekadau Hilir, Jamani (18 tahun) tewas di tempat dengan kepala remuk. Tragisnya, kecelakaan itu terjadi di depan mata Sang Kekasih, Amirudin (19 tahun).
Waktu dan tempat kejadian perkara (TKP) Minggu (1/5) sekitar jam 1 pagi di KM 7, Jalan Sekadau-Sanggau, Dusun Ensali, Desa Ensalang, Kecamatan Sekadau Hilir. Lokasi tersebut hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari kecelakaan Bus Damri yang menewaskan 2 warga Sekadau pertengahan April lalu.
Informasi yang didapat Rakyat Kalbar, kecelakaan yang menimpa Jamani bermula saat ia dan Amirudin hendak menuju ke Desa Peniti, Sekadau Hilir. Amirudin memang tinggal di desa itu. Menaiki Yamaha Vega bernomor polisi KB 3991 VU, awalnya Amirudin akan mengantar pacarnya tersebut pulang ke Kampung Tebal.
“Tapi korban memutuskan untuk tidak mau pulang dan mau menginap di tempat cowoknya di Peniti,” ungkap seorang warga setempat.
Saat itu, Jamani yang menyupiri sepeda motor, Amirudin jadi penumpang. Di TKP, sepeda motor mereka masuk ke dalam lobang bekas galian aspal. Kota Sekadau memang baru saja diguyur hujan, mungkin karena tertutupi air lobang tersebut tak terlihat.
Jamani pun terpental ke tengah jalan, sementara Amirudin terpelanting ke beram sebelah kiri jalan. Nahas, belum sempat mengamankan diri, dari arah berlawanan (Sanggau-Sekadau), melaju sebuah truk yang langsung melindas kepala Jamani.
“Waktu itu, saya jatuh ke sisi jalan. Sedangkan dia ke tengah jalan. Saya berusaha bangun dan memanggil dia tapi truknya sudah datang,” tutur Amirudin kepada kepolisian.
Tak bisa berbuat banyak, meski mengetahui kekasihnya tewas, Amirudin tetap menggotong tubuh Jamani hingga beberapa meter sambil berteriak meminta pertolongan. Sejumlah warga setempat dan pengendara yang melintas langsung membawa korban ke RSUD Sekadau.
Pjs. Kasat Lantas Polres Sekadau, Ipda Suritno, melalui Kanit Laka Lantas-nya, Bripka Winarto, masih menyelidiki kasus ini. “Termasuk mencari keberadaan truk yang menabrak korban,” ucap Winarto.
Laporan: Abdu Syukri
Editor: Mohamad iQbaL