-ads-
Home Rakyat Kalbar Sanggau Dinkes Imbau Masak Air Galon

Dinkes Imbau Masak Air Galon

Waspada Diare dan DBD

ilustrasi. net

eQuator – SANGGAU-RK. Kabid Pengendali Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P2KL) Dinkes Sanggau, Sarimin, mengimbau memasak kembali air kemasan galon agar lebih aman dikonsumsi. “Kalau bisa, walaupun sudah dikemas di galon, dimasak lagi supaya lebih savety (aman, red),” katanya, Kamis (12/11).
Namun ia membantah air kemasan galon yang beredar tak memenuhi standar kesehatan. Pasalnya, Dinkes telah mengambil seluruh sampel air galon yang jual di pasaran. “Hasilnya semua aman untuk dikonsumsi. Karena kalau tidak lolos uji tak bisa beredar,” kata dia.
Imbauan itu dikeluarkan mengingat perubahan cuaca saat ini cukup ekstrem, sehingga rentan terserang diare. Untuk itu, diingatkan pada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan.
Selain bahaya diare, ancaman Demam Berdaran Dengue (DBD) juga diwasapadai Dinkes. Foging pun dilakukan di beberapa titik di sekitar wilayah kota Sanggau sebagai langkah antisipasi. “Kita sudah action. Mulai Sabtu kemarin kita lakukan fogging mulai dari Embaung, Bunut dan Sungai Bungkok,” ungkapnya.
Sarimin mengatakan seringnya hujan berpotensi menimbulkan genangan-genangan air. “Di situ tempat nyamuk-nyamuk mulai bersarang,” imbuhnya.
Namun demikian, kasus DBD masih belum mengalami lonjakan. Hingga November 2015 terdapat 40 kasus. “Itu selama 2015. Tapi yang paling banyak itu pada Januari dan Februari, ada sekitar 30 kasus. Memang waktu itu musim penghujan,” ungkapnya.
Ia memastikan kabupaten Sanggau sudah melewati siklus lima tahunan yang kerap lonjakan DBD. “Yang paling banyak itu tahun 2014, ada sekitar 360 kasus DBD. Memang ada siklus lima tahunan untuk lonjakan DBD, tapi itu sudah lewat. Terpenting kita tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan,” jelasnya.
Diimbau masyarakat untuk melakukan 3M, mengubur barang bekas, menguras bak air, dan menaburkan bubuk abate.
Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga, Khairunisa, 32, warga Sekayam mengaku tetap mewaspadai perubahan iklim terhadap kesehatan. Terlebih ia memiliki balita yang baru berumur 1,4 tahun.
Terkait imbauan agar memasak air galon, Uni, sapaan akrabnya mengaku tak pernah melakukannya. Namun ia lebih selektif dalam membeli air kemasan galon. “Dilihat dari galonnya dulu, pilih yang bersih,” katanya.
Ia pun mengaku kerap mengonsumsi air kemasan galon dengan merek tertentu yang diyakininya steril dan aman dikonsumsi.

Laporan: Kiram Akbar

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Exit mobile version