DIDUGA PENGANUT MILAH ABRAHAM

DIDUGA PAHAM GAFATAR. Inilah buku-buku dan visi-misi yang dibawa dua anggota Gafatar dari Jawa Timur, Slamet Mulyo dan Zainuddin, yang diamankan di Polsek KP3L Pontianak, Sabtu (16/1). Achmad Mundzirin

Menilik sejumlah buku temuan Polresta Pontianak dari dua orang asal Jawa Timur yang mengaku Gafatar, salah satunya berjudul Teologi Abraham, diduga kuat organisasi terlarang itu menganut Milah Abraham. Apa itu?

Menukil laman Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Milah_Abraham), dijelaskan paham Milah Abraham merupakan sebuah komunitas ajaran sesat asal Depok yang mencampuradukkan ajaran Islam, Nasrani, dan Yahudi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat mengaku terus memantau komunitas tersebut agar tak menyesatkan warga di sekitarnya.

Menurut salah seorang anggota MUI Kota Depok, Khaerullah Ahyari, aliran itu muncul pertama kali pada tahun 2010. Aliran tersebut merupakan metamorfosa dari aliran Al-Qiyadah yang didirikan pada tahun 2007 oleh Ahmad Musadeq. Pengikut aliran Komar ini diindikasikan berkembang di Kecamatan Beji dan Kecamatan Cilodong, Depok.

Hanya saja, aliran ini pernah memenuhi panggilan saat MUI ingin melakukan tabavun. Namun, mereka melarikan diri saat MUI mendatangi kediaman salah satu pengikutnya. Khaerullah mengaku bahwa MUI menemui kesulitan untuk mengetahui lebih jauh keberadaan mereka.

Seperti diketahui, Depok merupakan wilayah yang rentan bagi perkembangan isme-isme. Apalagi, Depok daerah penyangga ibukota dan masyarakatnya terbuka. Aliran ini juga sudah menjalar hingga pelajar tingkat SMA dan mahasiswa. Pengikut aliran ini memang umumnya masyarakat biasa dan tidak terlihat mencolok.

Aliran tersebut dikatakan sesat karena menganggap orang lain yang belum dibai’at adalah kafir. Dalam ajarannya, mereka hanya melakukan salat malam, tanpa salat lima waktu. Pada dasarnya mereka mengaku pengikut Nabi Ibrahim. Mereka mencampuradukkan tiga agama tersebut dan menganggap semua ajaran agama benar.*