eQuator.co.id – Nanga Pinoh-RK. Hari ketiga pembunuhan dan mutilasi Fab, 4, dan adiknya, Amo, 3, oleh Brigadir Petrus Bakus yang tak lain ayah kandungnya, disikapi serius Polres Melawi.
Meskipun pelaku Brigadir Bakus belum diperiksa, namun Polres sudah melakukan pra rekontruksi. Ada 27 adegan dalam pra rekontruksi tersebut. Adegan pertama dimulai dari datangnya Windri Hairin Yanti ke Rumah Kasat Reskrim Polres Melawi pukul 00.05. Kemudian adegan terakhir penangkapan pelaku Brigadir Bakus.
Wakil Direktur Reskrim Umum Polda Kalbar, AKBP Supriadi mengatakan, pra rekonstruksi ini bertujuan menyesuaikan keterangan saksi. Adegan yang dilakukan, mengacu pada keterangan saksi. “Saya kira semua keterangan saksi sama dengan adegan yang dilakukan tadi. Sudah sesuai,” ujar Supriadi.
Adanya pra rekonstruksi, maka akan memperjelas data penyelidikan penyidik melakukan pemeriksaan terhadap pelaku. Adegan yang dilakukan tidak ada tambahan. Karena adegan yang dilakukan diambil dari data hasil berita acara.
“Adegan-adegan ini sudah sesuai dengan keterangan saksi. Hasilnya memperjelas data penyidikan. Dari awal sampai akhir adegan itu merupakan adegan yang sesuai dengan hasil berita acara dan data yang kita kumpulkan,” ucap Supriadi.
Saat pra rekontruksi, posisi pelaku diganti anggota Reskrim Melawi. Pasalnya pelaku Brigadir Bakus masih labil. “Takut mengganggu jalannya pra rekontruksi yang dilakukan,” ujarnya.
Rekonstruksi, tentunya fakta hukum dan kebenaran dari menjadi lebih jelas. Sehingga keterangan dari para saksi dan berita acara, serta data-data yang dikumpulkan, tidak terdapat kesalahan. “Jadi hasil adegan tadi, korban dibunuh dulu kemudian baru dimutilasi,” ungkap Supriadi.
Seperti hasil berita sebelumnya, beberapa bagian dalam adegan tersebut, istri pelaku, Windri tidur di kamar rumah dinas Polres Melawi tempat tinggal mereka. Dia melihat suaminya berdiri di depannya sambil memegang parang, sembari berkata “mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. maafkan papa ya, dik”. Brigadir Bakus bakus langsung membunuh anaknya.
Windri melihat kedua anaknya sudah tewas. Kedua bocah tak berdosa itu dibunuh ayahnya ketika sedang tidur dan memutilasinya.
Windri ketakutan dan berlari menuju rumah Brigadir Sukadi. Sambil ketakutan, dia mengetok-ngetok pintu rumah dinas Brigadir Sukadi yang juga anggota Sat Intelkam Polres Melawi. Wanita ini meminta pertolongan.
Brigadir Sukadi yang sudah tidur terbangun dan membuka pintu, lalu mengamankan istri pelaku ke dalam rumah dan mengunci pintu. Kemudian Brigadir Sukadi melihat Brigadir Bakus keluar rumah dan duduk di teras. Brigadir Bakus berkata kepada Brigadir Sukadi, “sudah saya bersihkan, Bang. Saya menyerahkan diri”.
Kemudian sekitar pukul 00.20, AKP Sofyan, Kapolsek Menukung yang menginap di rumah dinas Kasat Intelkam di samping rumah Brigadir Bakus, mendengar suara ribut-ribut dari rumahnya. Kemudian Sofyan membangunkan Kasat Intelkam Polres Melawi dan mengecek ke rumah pelaku. Dia melihat pelaku sedang duduk di luar rumah bersama Brigadir Sukadi. Kasat Intelkam pun lansung bertanya apa yang terjadi, Brigadir Bakus mengaku sudah membunuh kedua anaknya. Pelaku kemudian dibawa ke Polres Melawi oleh oleh Kasat Intelkam Polres Melawi dan Kapolsek Menukung.
“Sesuai dengan berita acara, jadi adegan itu dibunuh dulu baru dimutilasi. Dugaan sementara, pelaku tunggal sesuai keterangan pelaku sendiri,” tegas Supriadi.
Laporan: Dedi Irawan
Editor: Hamka Saptono