Di Hari Pendidikan Nasional, Delapan Pelajar Bolos Terjaring Razia

Delapan pelajar terjaring razia ketika bolos sekolah nongkrong diwarung kopi di Jalan Siam, Senin (2/5) pagi. Gusnadi-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Di Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), delapan pelajar asal Kabupaten Kubu Raya terjaring razia karena bolos sekolah. Mereka diamankan Petugas Satpol PP Kota Pontianak di salah satu warung kopi (Warkop) di Jalan Siam, Senin (2/5) pagi.

“Memang kita tidak sekolah, karena tidak belajar makanya kami ke Warkop,” kilah salah satu pelajar ketika diintrogasi petugas Satpol PP Kota Pontianak.

Sementara itu, Kepala Satpol PP Kota Pontianak, Syarifah Adriana yang memimpin langsung razia tersebut mengatakan tindakan yang dilakukan pihaknya ini berdasarkan laporan masyarakat. Ada pelajar berseragam lengkap asik nongkrong di Warkop di jam sekolah. “Delapan pejalar ini hasil informasi dari masyarakat yang gerah atas maraknya anak sekolah nongkrong di warung kopi saat jam sekolah,” katanya.

Razia semacam ini, kata dia, memang tidak rutin dilakukan. Namun pihaknya akan terus memantau terutama saat jam pelajaran. “Ini hasil razia kita sewaktu-waktu, namun kita juga rutin razia pelajar saat jam belajar,” tukasnya.

Pemkot tidak mau melihat pelajar berkeliaraan saat jam pelajaran. “Tidak hanya anak sekolah itu saja yang diamankan namun pemilik warung kopi juga akan ditindak,” tegasnya.

Setelah dibawa ke Markasd Satpol PP, pelajar-pelajar tersebut didata dan memanggil orangtuanya.

“Setelah didata, kita nasehati, orangtuanya kita panggil biar tahu apa yang dilakukan anaknya. Sedangkan pemilik warung kopi juga akan kita panggil untuk mendapat arahan,” demikian Adriana.

Terpisah, Anggota DPRD Pontianak, H. Suatmadjat, ST menuturkan, tindakan yang dilakukan Pemkot Pontianak sangat tepat. Bahkan bila perlu, ia meminta pada Satpol PP rutin razia pelajar saat jam sekolah. “Saya yakin masih banyak anak-anak lain yang mangkir dari sekolah tapi nongkrong di Warkop, entah itu menggunakan seragam atau pun tidak. Tapi yang jelas, harus lebih digencarkan lagi pemantaunnya,” tegasnya.  (agn)