Desa Empangau Diusulkan Raih Kalpataru

Mampu Jaga Kelestarian Danau dan Habitatnya

LEPAS SILOK. Bupati Kapuas Hulu AM Nasir melepas 12 ekor induk ikan arwana jenis super red di Danau Empangau, Desa Empangan, Kecamatan Bunut Hilir, beberapa waktu lalu. dokumen-RK

eQuator.co.id – Putussibau-RK. Potensi alam berupa danau lindung di wilayah Desa Empangau, kecamatan Bunut Hilir merupakan aset unggulan Kabupaten Kapuas Hulu. Sehingga Kantor Lingkungan Hidup kabupaten mengusulkan desa Empangau untuk meraih penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup yakni Kalpataru.

Diusulkannya desa itu dalam lomba meraih Kalpataru tingkat provinsi dan pusat, karena Desa Empangau berhasil mengelola dan memelihara danau Empangau sebagai danau kawasan lindung.

Dimasuknya desa Empangau sebagai calon penerima kalpataru oleh Kantor Lingkungan Hidup Kapuas Hulu dibenarkan, Kepala Desa (Kades) Empangau, Joni Karyadi. Karena desa tersebut berhasil melakukan pelestarian sumber daya lingkungan hidup, terutama dalam mengelola dan merawat danau Empangau sebagai danau lindung. Sehingga mampu mengembalikan kejayaan danau sebagai lokasi tangkapan ikan air tawar di desa tersebut.

“Sebelum ditetapkan sebagai danau lindung, ikan arwana hampir punah di danau Empangau. Padahal danau Empangau merupakan salah satu habitat asli ikan arwana di Kapuas Hulu,” ungkap Joni Karyadi ditemui di Putussibau, kemarin.

Namun setelah ditetapkan sebagai danau lindung dan dirawat dengan baik oleh masyarakat, secara perlahan ikan arwana dan berbagai jenis ikan membludak, bahkan populasi ikan diprediksi melebihi dari keadaan semula. “Petugas dari Kantor Lingkungan Hidup sudah datang ke desa kami. Mereka sudah mengumpulkan semua data-data yang mereka perlukan. Mulai dari pengusulan danau lindung hingga restocking indukan arwana,” jelasnya.

Selain itu, atas jasanya yang telah menjaga dan merawat danau lindung Empangau, Pokmawas (kelompok masyarakat pengawas) Desa Empangau telah meraih berbagai penghargaan pemerintah. Diantaranya memenangkan lomba tingkat kabupaten, provinsi dan pusat (nasional). “Masyarakat Empangau dinilai mampu melaksanakan kearifan lokal dengan baik. Sehingga tujuan Pokmawas tercapai,” papar Joni.

Terutama dalam pelestarian sumberdaya lingkungan dengan azas partisipasi swadaya masyarakat, sehingga mampu mengangkat sosial ekonomi masyarakat di desa Empangau.

Menurut Joni, setelah dilakukan penyetokan ulang (restocking) ikan arwana, tangkapan masyarakat nelayan Desa Empangau secara lestari mencapai Rp300 juta dengan total anakan ikan arwana sekitar 150 ekor. Sementara desa melalui kas danau lindung mendapat kontribusi rata-rata Rp9-10 juta setiap tahunnya. “Desa dan masyarakat sama-sama menikmati hasil danau itu,” terangnya.

Sepanjang sejarah, Kalpataru diberikan pemerintah kepada perseorangan ataupun kelompok yang dinilai berjasa dalam melestarikan lingkungan hidup. Termasuk menjaga dan merawat danau lindung seperti yang dilakukan masyarakat Empangau. Penghargaan ini diberikan setiap tahun, sejak 1981, sebagai salah satu rangkaian kegiatan peringatan hari lingkungan hidup sedunia di Indonesia.

Laporan         : Andreas

Editor             : Arman Hairiadi