-ads-
Home Bisnis De’ Fam Geluti Usaha Pokok Telok dan Kuliner Khas Khatulistiwa

De’ Fam Geluti Usaha Pokok Telok dan Kuliner Khas Khatulistiwa

Taryati Sukmawati/Bendum HIPMI Kalbar

Miranti Hasan (kiri), Taryati Sukmawati (tengah) serta Hj Tarminingsih (kanan). Istimewa for RK.

Usaha pembuatan pokok telok dan kuliner khas Kota Pontianak, sebenarnya sudah dirintis sebelum 2009 silam. Namun, Taryati Sukmawati baru mematenkannya sebagai usaha profit dengan brand mark “De’ Fam” pada 20 Januari 2016.

Alasan Bendahara Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalbar ini baru menseriusi bisnisnya terbilang sederhana. Yakni karena sebelumnya apa yang dia kerjakan hanya sebatas hobi belaka.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini menyampaikan bahwa hobinya tersebut tidak terlepas karena mengikuti “gen” ibunya, Hj Tarminingsih, yang memang hobi membuat berbagai penganan atau kue.

-ads-

Berbekal dengan pengalamannya pernah mengecap S2 Teknologi Managemen di Stafordshire University Kuala Lumpur, anak mantan Bupati Pontianak, Agus Salim ini optimis bahwa usaha De’ Fam yang merupakan usaha bersama dengan abangnya Ria Agustriana serta sepupunya Miranti Hasan akan me-nasional, bahkan hingga keluar negeri.

Untuk mengetahui lebih lanjut, bagaimana strategi Taryati memulai usahanya. Berikut petikan wawancara bersama wartawan Rakyat Kalbar di kediamannya di Jalan H Rais A Rahman, Gang Gunung Palong, Nomor 17 A Kelurahan Sungai Jawi, Kota Pontianak.

+Sejak kapan dan apa alasannya sehingga Anda memutuskan untuk fokus mengembangkan usaha pokok telok dan kuliner Khas Pontianak ini?

-Sebenarnya sudah lama saya dan keluarga menjalani usaha ini. Cuman memang tidak diseriusi, karena kami memang hobi membuat kue. Namun akhirnya beberapa waktu belakangan ini, saya punya ide kenapa tidak kami patenkan saja. Menjadi usaha yang benar-benar bisa dijalani.

+Kenapa Anda memilih nama De’ Fam sebagai brand?

-De’ Fam itu merupakan kepanjangan dari The Family. Yang artinya keluarga. Saya berpikir, bagus karena memang usaha ini dibangun sesama keluarga. Saya, abang dan sepupu saya. Kami bertiga senang usaha. Saya ada tiga beradik, adik saya yang kecil, Trisna Sukma, dia kerja di kedokteran PTT di Sambas.

+Bagaimana Anda membagi tugas dalam bisnis ini?

-Untuk kuliner dan pokok telok saya dengan Miranti yang mengerjakan. Kemudian, abang saya Ria Agustriana, dia usaha fotografer untuk pernikahan. Abang saya itu S1. Sama dengan saya di Kuala Lumpur, jurusan Teknologi Bisnis. Tapi memang karena dia dari dulu hobinya fotografer. Makanya dia sering diminta untuk foto-foto pra resepsi dan resepsi.

+Anda sendiri bersama Miranti, jenis kuliner apa saja yang menjadi fokus untuk dikembangkan?

-Kami membuat produk Ponti Cake atau kue khas Pontianak. Kue ini memiliki dua rasa, rasa coklat pisang dan original pisang. Selain itu, kami juga membuat produk makanan bayi healty food. Healty food ini merupakan paket makanan bayi yang didesain sedemikian rupa. Seperti berbentuk boneka agar terlihat menarik dan disukai anak-anak. Untuk urusan keseimbangan gizi, kami dibantu ibu saya yang merupakan mantan bidan. Di samping itu kami juga membuat brownies.

+Bagaimana dengan usaha pokok telok?

Pokok telok ini tidak tiap hari. Kadang pesanan datang ketika ada hajatan, seperti nikahan dan sebagainya. Sambil berjalan kami juga membuatnya.

+Apa yang menjadi hambatan usaha selama ini?

-Memang untuk kuliner saat ini banyak saingan. Namun produk-produk yang kami buat tetap memiliki perbedaan, baik dari bentuk dan rasanya. Untuk kuliner misalnya, kami juga menyediakan kue lapis legit yang bisa tahan sampai satu bulan dan rasanya tetap enak. Untuk pokok telok kami juga banyak variasi warna dan bentuk.

+Berapa omzet tertingggi yang pernah dihasilkan?

-Untuk kue-kue, dari beberapa jenis kami pernah menerima orderan 20 cetak lebih dalam satu minggu. Dengan harga Rp200-Rp250-an ribu per cetak. Kalau pokok telok pernah dalam satu bulan lebih dari 500 tangkai habis terpesan. Dengan harga per tangkainya Rp8 ribu-Rp15 ribu.

+Dengan cita-cita dan harapan usaha ini akan menjadi besar, bagaimana strategi promosi yang dilakukan?

-Sebelum kuliah di Kuala Lumpur (alumnus 2008) saya kuliah S1 di STIE KPN Yogyakarta (alumnus 2006). Begitu juga dengan abang saya. Dari situ kami punya pengalaman dan banyak teman. Kami yakin usaha ini tidak hanya akan berkembang di Pontianak dan di luar Pontianak saja, tetapi juga sampai ke Kuala Lumpur dan lainnya. Sambil berjalan kami juga melajutkan promosi secara online melalui instagram De Fam. Production, facebook dengan nama De Farm-Production.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe

Exit mobile version