DBD Renggut 4 Nyawa

ilustrasi. net

eQuator – Sintang-RK. Hingga minggu ke-45 tahun ini, tercatat 79 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sintang, empat orang di antaranya telah menghembuskan napas terakhir.

“Makanya masyarakat harus lebih meningkatkan kewaspadaan agar tidak terserang DBD,” kata Selimin, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (20/11).

Selimin mengatakan, melihat musim yang tidak stabil saat ini, diperkirakan kasus DBD di Sintang masih akan bertambah. “Keadaan tidak stabilnya musim seperti ini akan terus terjadi hingga Desember,” katanya.

Dia mengharapkan masyarakat dapat mengenali gejala seseorang terserang DBD. Sehingga dapat segera membawanya ke pusat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pertolongan.

Selimin mengungkapkan, gejala DBD tersebut, Pertama, suhu tubuh mendadak panas tinggi sekitar 38-400 derajat celsius atau lebih selama dua hingga tujuh hari, nampak lemah dan lesu.

Kedua, terjadi pendarahan di hidung, dan nampak bintik-bintik merah di kulit. Jika kulitnya direnggangkan, bintik merah tersebut tidak menghilang. Ketiga, muntah darah atau Buang Air Besar (BAB) disertai darah.

“Bila salah satu tanda atau gejala tersebut menyertai seseorang, maka secepatnya untuk melakukan pengecekan ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat,” saran Selimin.

Terpisah, Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Sintang, Tuah Mangasih ST MSi mengaku prihatin dengan banyaknya korban meninggal dunia akibat DBD. “Empat orang yang meninggal itu banyak lo,” katanya.

Menurut Mangasih, saat ini kasus DBD di Sintang sudah sampai tahap mengkhawatirkan. Sebab, jumlah penderitanya terus meningkat. “Ini tentunya menjadi tugas Dinkes Sintang untuk segera turun tangan mengatasinya,” ujarnya.

Selain itu, dia juga mengharapkan masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) serta membasmi sarang nyamuk. “Masyarakat harus membudayakan hidup bersih, dan selalu melakukan program 3M Plus yaitu Menguras, Menutup, Menguburkan dan plusnya Memberantas jentik nyamuk. Jangan sampai di lingkungannya menjadi tempat sarang nyamuk penyebab DBD,” ingat Mangasih.

 

 

Laporan: Achmad Munandar

Editor: Mordiadi

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.