eQuator.co.id – Pontianak-RK. Chef Sumangun Wijaya namanya. Pria kelahiran 16 November 1982 itu telah memasak di tiga negara sepanjang karirnya.
Trek rekor panjang selama 16 tahun berkecimpung di dunia kuliner, membuat yang awalnya hanya berbekal ilmu otodidak jadi profesional.
“Alhamdulillah untuk chef sudah pernah kerja di Pontianak, Manado, Malaysia, Brunei, Kalteng, Padang, Bangka Belitung,” kata Mangun Wijaya.
Tak puas hanya sampai di sini, chef hotel Mercure ini punya mimpi yang lebih besar di bidangnya tersebut.
“Cita-cita saya ke depannya bisa menginspirasi. Waktu anak-anak ditanya mau jadi apa jawabannya chef, bukan dokter atau pilot,” ujar Lelaki yang akrab disapa Mangun itu.
Mangun bercerita awalnya tidak terpenah berpikir terjun menjadi chef. Kala lulus SMA dia hanya bekerja di pabrik kayu milik keluarganya.
“Pekerjaannya berat di situ. Terus Abang sepupu nawarin mau ga kerja di restoran. Ya sudah saya mau,” kisah Mangun.
Tempo itulah awal mula dia masuk dapur.
Profesi chef bukan sembarangan. Butuh proses dan pengorbanan yang panjang. Ada asam garam yang harus dikecap. Ia bahkan pernah ‘nangis bombay’.
“Pertama kali masuk kitchen kerjaan saya mengupas bawang 1 karung. Hari ini bawang bombai, besoknya bawang putih, bawang merah. Jadi saya sampai nangis,” kenangnya sambil tersenyum.
Merasa tertantang dan ingin tahu lebih banyak, Mangun tidak mau putus asa. Dia menggap “tangisan bombay” itu ibarat ospek masuk sekolah.
Dia pun mencoba untuk membangun karirnya di sana. Dari hanya si pengupas bawang kemudian mendapat penghargaan karyawan terbaik.
Keinginan kuat dan sungguh-sungguh, jam istirahatnya pun kala itu digunakanya untuk belajar memasak makanan untuk para karyawan restoran.
Hingga saat momen Imlek suhfu (chef) kewalahan menghadapi banyaknya pelanggan. Mangun pun ambil kesempatan untuk memasak..
“Bisa kamu masak? Masak apa? Kata chefnya. Saya bilang sapao tahu, dan saya masak terus pelanggan ga ada yang komplain,” katanya.
Semenjak itu dia terus dipercaya untuk terus memasak beberapa menu dari pelanggan. Di Restoran Chinese Mouth Pontianak selama 3 tahun dia banyak belajar.
Terus tertantang menjadi chef profesional, Mangun hijrah ke Malaysia. Beberapa kali sempat bolak balik Indonesia. Di negeri Jiran Mangun dipercaya memegang tiga restoran sekaligus.
“Jadi waktu itu saya kerja dari jam 10 pagi sampai jam dua subuh. Untuk merintis restoran tersebut,” ungkapnya.
Kerja keras Mangun berbuah manis. Chef yang telah menjelajahi sembilan restoran dan enam hotel itu pun kini telah menjadi eksekutif chef di Hotel Mercure Pontianak.
Profesi ini menututnya untuk mengatur segala hal yang ada di dapur. Dari mulai menu masakan, konsep produk, deskripsi pekerjaan karyawan, dan menghitung biaya masak di restoran adalah tugasnya.
Tapi di situlah ia mendapatkan hasil yang maksimal.
Salah satu yang menjadi kebanggaan seorang chef juga adalah ketika bisa melayani tamu-tamu kenegaraan. Bupati, Gubenur, Menteri, bahkan Presiden pun pernah dia masak. Selain protokoler tester makanan ada juga request unik.
Mangun juga sempat memasakn menu makanan untuk Presiden RI, Joko Widodo ketika berkunjung ke Kalbar.
“Ayam kampung, nasi merah, pakis dan buah mangga makanan kesukaannya,” ujar pria berusia 37 tahun itu.
Menjadi seorang chef yang melayani tamu VVIP tentu juga ada ribetnya. Salah satunya permintaan dari seorang panglima TNI.
“Tengah malam jam minta buah kiwi. Untung udah zaman now di minimarket 24 jam sudah ada,” katanya.
Mangun selalu ingin memuaskan pelanggannya. Seperti ketika memasak untuk seorang saudagar asal Kalimantan Tengah.
“Saya udah masak terus dipanggil sama ajudannya. Wajah pengawalnya ‘masam’ gitu. Eh ternyata dibilang kalau masakan saya enak,” ucap Mangun.
Hal tersebut adalah sebuah kebahagiaan tersendiri bagi Mangun. “Itu merupakan suatu yang tidak terbayarkan,” katanya.
Mangun kerap kali diundang sebagai juri memasak, demo memasak bahkan memberikan pelajaran memasak di kampus-kampus.
Chef yang punya spesialisasi masakan Nusantara dan Asian Cuisine ini juga memiliki tips dan trik dalam bisnis kuliner di Kalbar. Menurutnya masyarakat Pontianak ini cukup konsumtif dan juga menyukai masakan baru yang kekinian.
“Yang pertama kita harus jaga kualitas bahan, tentukan target market makanan, harga jual dan yang terpenting rasa makan,” kata chef yang hobi traveling ini.
Berikut ini ada menu makanan yang bisa kita santap untuk menghabiskan weekend bersama keluarga:
Laporan : Suci Nurdini Setiowati
Editor : Andriadi Perdana Putra