Jadi Chef karena Lihat Mama

Bincang-bincang dengan Febrianto Safar, Koki Eksekutif Hotel Harris

Febrianto Safar

Semaraknya dunia kuliner dan gourmet sejagat, membuat banyak orang ‘tergoda’ menjadi juru masak handal alias chef professional. Menjadi seorang chef pun bisa karena bakat, hobi, panggilan hati, atau kebetulan.

Suci Nurdini Setyowati, Pontianak

eQuator.co.id – Seperti Febrianto Safar. Lantaran selalu melihat ibunya yang luar biasa bisa mengurus rumah tangga, suami, dan juga memasak untuk keluarga, Febrianto kecil pun terinspirasi. “Kalau saya gede, saya mau jadi kayak gitu,” ungkap Executive Chef Hotel Harris Pontianak itu.

Ibu sebagai idolanya sejak kecil selalu piawai di dapur. Terutama mengolah bahan-bahan seadanya menjadi makanan yang lezat. Dari situlah tekad kuatnya untuk menjadi juru masak handal.

“Dari mama yang amazing bisa masak dengan begitu enak, saya jadi kepicu gitu,” tutur lelaki yang akrab disapa Iyan itu.

Maka, Iyan pun kerja keras mengejar mimpinya. Banyak tempat yang dilaluinya, dalam maupun luar negeri. Sampai akhirnya, 2 tahun lalu. dia diajak berkerja di bumi Khatulistiwa.

“Nah, sebelum pindah itu saya udah tanya-tanya teman yang dulu pernah di Pontianak, gimana pasar yang pas untuk di sini,” katanya.

Iyan menyimpulkan selera orang Kalbar, yang beraneka latar budayanya, ke dalam cita rasa yang tidak lebay. “Ya, jadi makanan di Kalbar itu yang penting tidak terlalu pedas, tidak terlalu manis, dan tidak asam. Yang penting enak,” ujarnya tertawa.

Ditemui di lantai 12 hotel Harris Pontianak, tim Rakyat Kalbar pun menyicipi masakan chef Iyan. Kreatif meramu menu, sangat bervariasi. Senin dan Kamis ada Asian Fusion, Selasa dan Jumat disajikan makanan Kampung Bahari.

“Rabu dan Sabtu ada BBQ Night di Cielo Sky Lounge,” ujar chef yang punya hobi traveling itu.

Iyan pernah mendemokan BBQ dengan teppanyaki. Ada puluhan condimen yang disediakan.

“Ada udang, ikan, cumi, sosis, bakso, macem-macem deh,” jelasnya.

Dibuka dari pukul 19.00 – 23.00 WIB, untuk sekali makan dibandrol dengan harga Rp. 128. 000/orang. Tersedia pula cemilan, ada juga pizza yang cara masaknya bisa dipelototi dari mulai buat hingga dipanggang.

“Namanya pizza Margherita dengan keju Mozarella dan teksturnya yang krispi,” kata chef yang sudah 17 tahun bergelut di dapur komersial itu.

Untuk cuci mulut alias dessert, Iyan menyediakan berbagai kue seperti agar-agar, cake dengan ukuran mini, es serut, serta pop corn. “Selain rasa yang bisa diuji, suasana di sini juga nice,” promo dia.

Tak meleset pula, udara segar dan adem serta panorama Kota Pontianak dan jembatan Kapuas tampaknya menjadi salah satu daya tarik makan di sana. “Dengan live music yang kita bisa request mau nyanyi apa,” tawarnya.

Dari banyak pengalaman di dunia kuliner, Iyan berharap bisa mengeksplorasi gourmet Kalbar lebih jauh lagi. Apalagi melihat potensi alam yang ada, bukan tak mungkin Kalbar  menjadi salah satu daerah kunjungan wisata selera.

“Sebab, kalau bahan dan menu makanan di sini ini cukup kaya. Tinggal ngolahnya aja,” jelasnya. Lantas bagaimana tanggapan pengunjung?

Ema, mahasiswa, mengatakan bahwa dirinya senang karena bisa bersantai di sana. “Good place and view, suasana dan iringan musik bagus sih,” tuturnya.

Ema cukup senang dengan pelayanan di sana. Apalagi dengan menu yang beraneka ragam membuatnya bisa merasakan berbagai makanan. “I think only in Cielo Sky, all u can be talked there,” tutupnya.

 

Editor: Mohamad iQbaL