eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sapaan Bu Wali resmi diemban Tjhai Chui Mie, Minggu (17/12), hingga 2022 mendatang. Bersama Wakil Wali Kota, Irwan, Chui Mie akan mengedepankan pembangunan pariwisata dan menjadikan Singkawang sebagai kota paling toleran se-Indonesia.
Kepada awak media, usai dilantik Gubernur Cornelis di Pontianak, Chui Mie menegaskan akan bekerja sebagaimana visi dan misi dalam kampanyenya. Untuk lebih jelas, kata dia, visi dan misi dalam memimpin akan disampaikannya hari ini (Senin, 18/12), bertepatan dengan peresmian Rumah Budaya di Singkawang.
“Di situ sudah ada Singkawang tempo dulu, Singkawang sekarang, dan Singkawang akan datang. Di sini saya juga sudah memperlihatkan program-program kedepan dan program prioritas,” tutur Chui Mie, di kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, kemarin.
Salah satu program prioritasnya adalah pembangunan bandar udara (Bandara). “Bandara harus jadi,” tegasnya.
Imbuh Chui Mie, “Bandara sudah tahap proses pembebasan lahan, dan kita yakin dan percaya pasti bisa kita wujudkan, yang mana surat izin dari Menteri Perhubungan sudah ada, dan akan kita kejar ya, sebelum bulan Mei”.
Pembangunan Bandara terebut tentunya akan sangat mendukung program prioritas Chui Mie lainnya. Yakni menjadikan Kota Singkawang sebagai destinasi wisata favorit di Kalbar bagi wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.
Untuk itu, ia akan meningkatkan predikat Singkawang sebagai kota yang tinggi tingkat toleransinya. Seperti diketahui, Setara Institute bersama unit kerja pembantu presiden telah menetapkan list kota paling tinggi tingkat toleransinya se-Indonesia 2017. Di antaranya, Kota Manado dengan skor 5,90, Kota Pematang Siantar 5,90, Kota Salatiga skor 5,90, Kota Singkawang skor 5,90, dan Kota Tual skor 5,90. Menyusul berturut-turut kota-kota dengan skor 5,80, yakni Kota Binjai, Kotamobagu, Kota Palu, dan Tebing Tinggi. Kota dengan skor 5,70 adalah Kota Surakarta.
“Harus, toleransi satu. Harus bisa sebagai kota tertoleran. Yang harus kita lakukan, ya saya akan mengaktifkan kembali FKUB (Forum Komunikasi Umat Beragama) dan sebagainya, kita akan menjalin komunikasi bersama semua umat agama yang ada di Kota Singkawang,” terang istri Lim Hok Nen ini.
Wakilnya, Irwan, menyatakan hal senada. “Potensi (pariwisata,red) yang ada coba kami optimalkan. Artinya, yang sudah maju sekarang kami lebih tingkatkan, yang belum tergarap kita garap dengan seksama,” ujarnya.
“Dan mungkin butuh inovasi-inovasi baru untuk menjadikan Singkawang semakin menarik untuk dikunjungi,” sambung Irwan.
Kemudian, dikatakannya, pembangunan Bandara di Singkawang tidak cukup hanya peran pemerintah kota (Pemkot). Akan butuh andil berbagai pihak untuk merealisasikannya.
“Butuh keterlibatan Pemerintah Provinsi, juga pemerintah pusat, juga tentunya dukungan dari masyarakat di Kota Singkawang secara penuh. Kami sangat berharap, mimpi kita, harapan kita, tentang Bandara bisa terwujud,” terangnya.
Tjhai Chui Mie-Irwan dilantik Gubernur Cornelis di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, kemarin. Dihadiri para kepala daerah kabupaten/kota, organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemprov, instansi vertikal, dan OPD di lingkungan Pemkot Singkawang.
Dalam sambutannya, gubernur berpesan agar Chui Mie dan Irwan bekerja dengan baik. “Laksanakan tugas sesuai porsi yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, titik. Kalau Wali Kota itu apa saja sih tugasnya, semua sudah diatur sedemikian rupa. Demikian juga dengan Wakil Wali Kota,” ujar Cornelis.
Ia berharap, Chui Mie dan Irwan tidak keluar dari koridor tugas masing-masing. Dan, dalam menjalankan roda pemerintahan, keduanya selalu kompak.
“Jangan bikin macam-macam. Kalau belum enam bulan udah pecah kongsi, nggak benar itu. Saya selidik-selidik, (pecah kongsi antara kepala daerah dan wakilnya kebanyakan,red) persoalan proyek. Ndak bisa kita sepeti itu,” terangnya.
Pun diingatkannya, agar Chui Mie dan Irwan tidak lupa diri setelah diamanatkan memimpin Singkawang, sebab jabatan itu sejatinya bersifat sementara. “Lalu kita berubah jadi mental amtenar (pegawai negeri/pegawai pemerintah), jadi mental feodal. Rakyat mau ketemu susah, repot jadinya. Kita ini hanya sebagai pelayan, bagaimana kita melayani rakyat sesuai wewenang, tugas, dan tanggung jawab kita,” papar Cornelis.
Kepada Legislatif Singkawang, mantan Bupati Landak dua periode ini meminta mereka mendukung pemerintahan yang baru tersebut. “Jangan saling sandera, mengakibatkan misalnya APBD tidak terealisasi. Kalau tidak terealisasi, yang rugi juga Dewan, karena pemerintah tetap jalan terus,” pintanya. Ia juga berpesan agar Wali Kota dan Wakil Wali Kota Singkawang yang baru ini bisa menjaga stabilitas keamanan.
Sementara itu, mantan Wali Kota Singkawang, Awang Ishak, berharap penerusnya dapat melanjutkan pekerjaan pemerintahan lalu yang masih tersisa. “Pasar, Puskesmas masih kurang besar (ukurannya), kemudian soal air bersih. Untuk tempat-tempat wisata, destinasi wisata kan masih belum banyak yang jadi, infrastruktur jalan juga masih banyak, jadi itu saya harap bisa dilanjutkan,” tuturnya.
Selain itu, ucapnya, pembangunan Bandara merupakan program yang paling vital. “Bandaranya nanti namanya Pangmilang, “pangkalan militer yang hilang”. Itu urusan wali kota yang baru, tapi saya sudah pesan bahwa dilanjutkan di rancangan anggaran pembebasan lahan di provinsi,” jelas Awang. Dan, sebagai salah satu kota yang paling tinggi tingkat toleransinya se-Indonesia, Awang berharap predikat tersebut bisa dipertahankan.
Tak hanya Tjhai Cui Mie-Irwan yang dilantik kemarin. Ketua Tim Penggerak-Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), yang juga Ketua Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) Kalbar, Frederika Cornelis, juga melantik istri Wakil Wali Kota Singkawang, Wahyuni, sebagai Ketua TP-PKK dan Dekranasda Kota Singkawang.
Frederika berharap, Wahyuni dapat membina anggota TP-PKK dari tingkat kota, kecamatan, kelurahan sampai ke dasawisma. Sehingga percepatan pelaksanaan 10 program pokok PKK dapat terwujud.
“Ketua yang baru harus dapat melaksanakan tertib administrasi dan kelembagaan, terutama administrasi keuangan,” ungkapnya.
Sasaran pembinaan PKK, lanjut dia, adalah keluarga. Yang perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan kesejahteraannya sehingga tercipta keluarga yang maju dan mandiri. Apabila 10 program pokok PKK dapat diterapkan pada setiap keluarga, Frederika menyatakan, maka akan tercipta ketahanan keluarga, yang bisa menjamin situasi dan kondisi masyarakat aman, tentram, dan damai.
“Buatlah program unggulan dan program terobosan pada 10 program pokok PKK untuk mengikuti perkembangan di masyarakat yang dewasa ini begitu cepat dan sangat bervariasi,” pintanya.
Berkaitan dengan Dekranasda, Frederika mengatakan, tantangan dan permasalahan yang dihadapi pengurus adalah menumbuhkankembangkan usaha kerajinan rakyat di tengah terbatasnya akses pasar, permodalan, teknologi, SDM, dan masalah daya saing produk ketika menghadapi pasar bebas.
“Maka, salah satu langkah secara internal yang dapat dilakukan oleh Ketua Dekranasda Kota Singkawang yang baru, adalah melakukan konsolidasi dan penguatan organisasi dan penyusunan program kerja untuk 5 tahun kedepan,” jelasnya. Secara eksternal, ia menyebut, Dekranasda harus secara optimal meningkatkan koordinasi dan sinergi dengan dinas/instansi terkait, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
Laporan: Rizka Nanda, Zainudin
Editor: Mohamad iQbaL